Minggu, 24 Juni 2012

Niall Horan Love Story (part 6)


6 bulan bersama the boys membuat Medy merasa dekat sekali dengan mereka. Dan 4 bulan tidak bertemu dengan the boys membuat Medy merasa rindu sekali. Setelah pembuatan Video klip more than this, Medy kembali ke Nottingham dan melanjutkan kuliahnya disana. Dia belum bertemu kembali dengan para the boys. Dia tidak kembali ke Australia karena jika Medy berada disana, dia akan sendirian.
Kehidupan medy memang telah berubah dan sejauh ini, segalanya baik-baik saja. Kuliahnya lancar dan Medy sekarang menjadi model seperti yang dulu Paul katakan. Banyak directioner yang menyayanginya karena perannya menjadi model di MV MTT sukses besar.
“Grim, siang ini aku harus ke studio untuk pemotretan majalah Lady Bee. Kuharap kau tidak keberatan jika kutitipkan ini untuk Arthur.” Medy memohon pada Grimmie-teman barunya di Nottingham- ketika mereka sedang makan di kantin kampus mereka.
“Kau terlalu sibuk Medy haha. Baiklah.” Grimmie tersenyum dan mengambil buku biology besar yang disodorkan medy.
“katakan pada Arthur permintaan maafku karena telat mengembalikannya.” Medy memegang tangan grimmie hangat.
“Baiklah Medy. Kau tak perlu khawatir. Akan kusampaikan.” Grimmie membalas sentuhan hangat itu.
***

Medy berjalan ke parkiran mobil untuk mengambil mobilnya dan segera melakukan pemotretan di Studio foto majalah Lady Bee.
“yap?” Medy mengangkat telepon dari seseorang.
“kau dimana?” tanya seseorang diseberang.
“parkiran. Aku akan mengambil mobilku dan langsung berangkat ke studio. Kau sedang apa? Apa acaramu hari ini?” Medy membuka pintu mobilnya.
“aku sedang dalam perjalanan menuju hotel. Tak ada acara. Mungkin hanya jalan-jalan. Kau harus makan terlebih dulu.         Kau akan sakit.” Tegas seseorang di seberang sana membuat medy tersenyum pada dirinya sendiri.
“Baiklah. Aku berjanji akan makan terlebih dahulu.” Medy memasukan kunci mobilnya dan menyalakan ford nya.
“aku percaya padamu haha. Baikah aku menelepon hanya untuk sekedar mengusir rasa yang lucu ini haha kau tau maksudku.” ujar penelepon tersebut.
“I miss you too, Niall.” Medy dan Niall tertawa bersama dan kemudian sambungan telepon berakhir. Medy memasang sit beltnya dan menjalankan mobilnya menuju rumah makan.
***

Arthur sedang menghisap rokoknya dengan tenang ketika Grimmie menghampirinya.
“grimmie?” sekejap Arthur mematikan benda putih berasap itu.
“rokok lagi huh? Mau sampai kapan kau seperti itu? Aku bersumpah Medy akan membencimu jika tahu kau seperti ini.” Grimmie meletakkan buku Biology besar itu di hadapan Arthur.
“kali ini saja Grim. Sudah lama aku tidak menggunakannya.” Arthur membuka halaman buku itu tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
“aku heran. Kau ahli biology dan kau melakukan yang sudah kau tahu itu tidak baik bagi tubuhmu.”
“hentikan Grimmie.”
“Medy seorang model. Dia cantik dan terkenal. Jika kau terus begini aku bersumpah kau tak mungkin bisa dengannya. Berhentilah mendambakannya. Kau tak sebanding dengan Niall Horan.” Arthur hanya diam dan menundukkan kepalanya.
Arthur adalah partner Medy di kelas biologi. Arthur tau Medy terkenal dan ia ingin memiliki Medy. Arthur bukan orang jahat. Hanya ambisinya yang sangat kuat mungkin akan membuatnya lupa diri.
“aku berjanji Medy akan melihatku.” Ujar Arthur dan tersenyum manis pada Grimmie.
“Tidak selama gosipnya dan Niall Horan berpacaran masih berkeliaran.”
“ayolah Grimmie. Medy tidak memacari siapapun! Dia Cuma dekat dengan Niall. Aku tau mereka sering berhubungan tapi selama Niall belum memiliki medy sepenuhnya, aku berjanji aku akan memiliki Medy duluan.” Arthur terlihat sedikit gusar.
“lantas, kau pikir Medy akan menyukaimu ketika disana ada orang yang jauh lebih mapan menyayanginya?” Grimmie menyilangkan kedua tangannya.
“Grimmie kau harus menolongku.” Arthur melempar tatapan memohon. Grimmie benci saat seseorang memberikan tatapan itu padanya. Grimmie mudah luluh.
“haaah berhenti memandangku seperti itu. Aku akan menolongmu tapi ingat selalu ada syarat.”
“apa?” Arthur tersenyum senang.
“buang semua bungkusan rokok yang kau punya. Demi Tuhan jangan ada yang tersisa.” Grimmie mengambil handphone di dalam tasnya.
“ku lakukan!”
“dan satu lagi..” Grimmie mengangkat pandangan dari hp nya dan mempertemukan padangannya pada Arthur.
“berjanjilah jika kau tak berhasil, kau tidak akan menyakiti siapapun. Siapapun kau dengar?”
“tapi kita akan berhasil.”
“BERJANJILAH.” Arthur mengangguk patuh. “ya aku berjanji.”
***

Hari yang panjang. Malam yang dingin dan badan yang terasa sangat lelah. Niall memutuskan untuk tidur dan bangun siang di hotelnya.
“tryna sleep! Can’t do twitcam tonight sorrrrry guys xx” tweetnya di akun twitternya. Sedetik kemudian dia mendapatkan ratusan mention yang membuatnya tersenyum. Niall mematikan laptopnya dan merangsek naik ke dalam selimut.
Baru memejamkan mata sekitar 5 menit, Niall terbangun.
“Medy..” gumamnya.
Tanpa fikir panjang, niall meraih bbnya dan menelepon Medy. Tak lama, Medy mengangkatnya dengan suara serak.
“kau baik-baik saja?” tanya Niall dan memutar badannya menghadap ke jendela.
“tidak. Kau meneleponku jam 3 dini hari dan bodohnya aku lupa mengaktifkan mode diam.” Medy terdengar sedikit mendesah. Niall menggigit bibir bawahnya.
“maaf aku..”
“iya aku tau. Sebelum aku bangun dan mengangkat telepon darimu, aku bermimpi tentangmu.” Niall tau Medy sedang tersenyum di seberang sana.
“benarkah? Apa yang aku lakukan di mimpimu?”
“kau… aku lupa. Yang ku ingat, kau berkelahi dengan seorang anak kecil untuk memperebutkan stok ayam nandos yang terakhir haha kau bodoh.”
“Demi Tuhan aku tidak akan melakukan itu haha.”
“lantas, apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?”
“aku.. akan membiarkan ayam itu diambil oleh anak kecil itu. Oh ya Tuhan mimpimu bodoh sekali.”
“haha hentikan.” Medy tertawa.
“kau tahu?” tanya Niall.
“apa?”
“aku maish sangat penasaran dengan permohonan kedua mu di padang dandelion beberapa bulang yang lalu.” Jawab Niall.
“aku kan sudah berjanji akan memberitahukanmu setelah permohonanku terkabul.”
“apakah sekarang sudah terkabul?”
“mmm…. Hampir haha. Sudahlah. Aku juga penasaran dengan permohonan keduamu. Sudahkah terkabul?” medy balik bertanya.
“kurasa sudah tapi aku tak tahu.” Niall menerawang ke atap. ‘sudahkah aku membahagiakan Medy?’ batinnya dalam hati.
“kau aneh haha. Kenapa kau belum tidur?” Medy menguap dan Niall tersenyum kecil.
“sudah kucoba, tapi tidak berhasil. Aku tak bisa tidur.” Niall memainkan ujung gulingnya.
“cobalah lagi. Kau lelah aku tau kau lelah. Istirahatkan badanmu Niall. Jangan sampai sakit.” Terdengar sebuah kekhawatiran di kalimat Medy yang membuat aliran hangat mengalir dalam hati Niall.
“aku ingin kau disini.” Ujarnya.
“aku disini Niall. Kau bisa mendengar suaraku menandakan kita sangat dekat.” Niall kemudian menutup erat matanya dan menggigit ujung guling yang sedari tadi di mainkannya. Seperti orang frustasi.
“aahhh… 1 minggu kedepan aku free sebelum rekaman album kedua. Aku akan ke Nottingham dan menginap di rumahmu. Kau keberatan?” cerocos Niall bahkan sampai menjambak rambutnya pelan.
“kau serius? Tentu saja! Demi Tuhan aku sangat senang mendengar kabar ini! minggu depan ayah dan ibuku akan ke Italy selama 5 hari untuk menghadiri acara pernikahan anaknya teman lama mereka! Kita bisa melakukan apapun dirumahku!” seketika kantuk Medy menghilang entah kemana. Niall membuka matanya sangat lebar dan berusaha dengan sangat keras untuk tidak berteriak.
“apapun?!” Niall meremas selimut tebalnya dan berada di posisi duduk sekarang.
“yes Niall. Apapun.” Medy tersenyum licik.
“baiklah apapun.” Niall membasahi bibirnya dan menggigit bibir bawahnya sementara pikirannya sudah melayang entah kemana.

0 komentar:

Posting Komentar