“aku tidak punya uang.” Jawab gadis kecil ini
tanpa merasa bersalah.
“tapi kau harus membayarnya. Kau sudah memakan
kue itu.” bujuk pelayan ini tetap lembut.
“atau kau bisa memanggil orang tuamu untuk
membayarnya. Dimana mereka?” tanya pelayan ini lagi.
“aku tidak punya orang tua.”
“…… lalu dengan siapa kau kesini?”
“aku tersesat.”
“dimana rumahmu?”
“kata kakak, aku tidak boleh membiarkan orang
lain memberitahunya.”
“kau punya kakak?”
“ehem.”
“kau bisa menelepon kakakmu untuk datang kesini.
Aku akan meminjamkan hp ku.”
“kenapa tidak kau bayarkan saja kue itu untukku?”
gadis itu memandang si pelayan polos. Pelayan pun terdiam.
“aku juga tidak punya uang. Sekarang beritahu aku
nomor handphone kakakmu.”
“tidak bisa.”
“kenapa tidak? Kau tak tau nomor kakakmu?”
“aku tau. Tapi tidak akan memberitahukanmu.” Sang
pelayan pun terlihat sedikit gusar. Kesabarannya perlahan menipis.
“kau pintar, kau cantik. Nah, sekarang aku hanya
ingin berbicara dengan kakakmu.” Pelayan pun tersenyum manis. Gadis kecil itu
terlihat sedang berfikir.
“kalaupun kau meneleponnya sekarang, dia tak akan
menjawab. Dia sedang sibuk dan aku tak ingin mengganggunya.” Dia menggaruk
kepalanya yang tertutupi topi musim dingin.
Si pelayan muda cantik ini pun terlihat bingung.
Dia ingin membayar kue yang telah dimakan anak kecil itu tetapi dirinya sendiri
tidak punya uang karena dompetnya ketinggalan di rumah. Lagipula anak ini
tersesat.
“boleh aku tinggal di sini sebentar?” tanya anak
kecil itu sambil melemparkan tatapan memohon pada pelayan ini.
“tentu.. tapi.. kau sedang menunggu sesuatu ya?”
pelayan pun ikut duduk.
“hem. Aku menunggu kakakku. Aku yakin dia akan
mencariku. Maaf kak untuk perdebatan kecil tadi, tapi kakak tenang saja kakakku
akan datang dan membayar semuanya.” Dia tersenyum dibalik topi musim dinginnya
yang tebal. Imut sekali.
“kalau aku boleh tahu, kakakmu sibuk apa?
Sampai-sampai adiknya tidak diperhatikan?”
“dia selalu memperhatikanku. Aku tau dia sangat
sayang padaku. Aku sedih kalau melihat dia tengah melamun. Entah apa yang
dilamunkan. Tetapi kurasa dia butuh seseorang. Dia selalu sibuk tapi disela
kesibukannya dia pasti akan meneleponku hanya untuk menanyakan apakah aku sudah
mandi atau belum. Dia pulang membawakan banyak makanan untukku. Tapi hari ini kurasa
dia sangat sibuk sekali sampai-sampai aku bisa lepas haha. Aku nakal ya? Aku adik
yang nakal.” anak itu menggoyangkan kaki-kakinya yang kecil. Icha, sang pelayan
hanya menggeleng pelan. Banyak pertanyaan kecil yang berlarian di kepalanya.
Dia sangat pensaran dengan kehidupan anak kecil ini. Penampilannya tidak
seperti pengemis atau orang tidak mampu. Penampilan gadis kecil ini sangat
terlihat seperti orang kaya. Membuat Icha semakin penasaran sehebat apa
kakaknya bisa menghidupi adiknya dengan begitu mapan pedahal orang tuanya sudah
tidak ada.
“kakakmu sudah menikah ya? Oiya siapa namamu?”
“aku Nora. haha tidak. Dia masih sangat muda dan
tampan sekali. Umurnya 19. Aku yakin kau mengenalnya. Sangat yakin.”
“kenapa kau bisa begitu yakin?” Icha semakin
larut dalam pertanyaan. Nora hanya mengangkat bahunya dan tersenyum. “Kau orang
yang baik, kak. Dan cantik. Aku berjanji kau akan bertemu dengan kakakku. Aku
janji.” Tawanya yang kecil membuat Icha merasa senang. Senang rasanya bisa
berkenalan dengan gadis misterius ini. Icha merasa anak ini akan menjadi
sahabat kecilnya. Karena setiap tatapan yang diberikan oleh anak ini memberikan
berjuta pertanyaan di benak Icha, seperti ada rajutan tali yang tengah dibuat.
Pemilik toko roti tiba-tiba memanggil Icha untuk
menyampaikan sesuatu.
“sebentar ya Nora kecil. Aku akan kembali.” Icha
mengelus pundak Nora dan berlari kecil menemui atasannya.
Tak lama setelah itu, dia kembali dan mendapati
Nora sudah tidak ada di tempat mereka berbincang tadi. Icha pun bertanya kepada
kasir dan dia bilang Nora dijemput oleh 2 orang lelaki tampan dengan mobil
mewah dan seorang mudigat.
“bagaimana rupa lelaki yang menjemputnya?” tanya
Icha pada sang kasir.
“dia memakai topi merah dan kacamata hitam. Dia
langsung menggendong anak kecil itu ketika melihatnya. Yang satunya terlihat seperti
Zayn Malik. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya karena yang membayar
adalah mudigatnya bukan lelaki bertopi merah itu.”
“benarkah?”
“ya, dan mereka personil One Direction, kau tahu
itu. Malam ini mereka konser di Negara kita. Beberapa orang meminta foto. Aku
tidak terlalu yakin tapi kudengar teriakan kecil seperti ‘Niall Niall’ saat dia
keluar toko ini. Kau beruntung sekali jika dia benar Niall Horan haha. Atau dia
Liam? Louis? Tidak tahu. Tapi sepertinya Niall.”
“aku beruntung?”
“heloo kau berbicara pada adik seorang Niall
Horan.” Kasir itu tertawa ramah dan kembali berinteraksi kepada pelanggan yang
hendak membayar.
Icha terpaku diam membisu.
***
Niall’s Pov
“kenapa kau pergi tidak memberitahuku dulu? Kau
bisa bilang padaku kalau kau lapar. Kau tahu kau dalam bahaya. Kau bisa saja
diculik. Ini Negara orang, Nora. Bagaimana bisa kau kabur begitu saja?” Niall
memeluk Nora kecil.
“Aku hanya ingin mencari angin tadi. Dan aku
bosan bermain bersama Lux. Aku pun berjalan-jalan dan aroma kue dari toko itu
membuatku lapar. Lagipula aku tidak ingin melihat kakak terganggu. Kakak
sibuk.”
“Nora, sesibuk apapun kakakmu ini, aku tidak akan
membiarkan perut adikku kosong dan kelaparan. Kau bisa meminta apapun yang kau
mau untuk kau makan. Tolong jangan ulangi ini lagi. Kalau saja tadi Zayn tidak
melihatmu di toko ini, aku tak tau harus mencarimu kemana. Kau hanya anak kecil
berumur 6 tahun Nora. Apapun bisa terjadi.”
“maaf kak. Tapi kakak yang bersamaku tadi baik
sekali. Aku sangat nyaman bersamanya dan dia..cantik.”
“Dia tau siapa kau?”
“tidak. Dia tidak tahu kalau aku adik kakak. dan
aku bersumpah aku tidak memberikan nomor telepon kakak dan hotel apa yang kita
tempati.”
Niall terlihat sangat khawatir akan adiknya. Nora
selalu dibawa oleh Niall ketika tour. Tadi Niall berbincang dengan the boys dan
Nora bermian dengan Lux. Beberapa saat kemudian Nora bosan dan memutuskan untuk
bermain-main. Kenapa semua orang lengah menjaga Nora? Niall merasa bersalah dan
berjanji pada adiknya untuk selalu bersamanya dan memberikan apapun yang
adiknya inginkan.
Mungkin public tidak tahu mengenai ini. Public
tidak pernah tau kalau Niall Horan memiliki seorang adik kecil bernama Nora.
Kau tahu kedua orang tua Niall bercerai ketiak dia masih berumur 5 tahun. Niall
dan kakaknya Greg tinggal bersama ayahnya Bobby, sementara ibunya menikah lagi
dan lahirlah Nora kecil ini.
Ketika Niall berlibur ke tempat ibunya, dia
bertemu Nora dan merasa nyaman bermain dengan adik kecil itu. Dan ketika mereka
tengah bermian di lapangan kecil, kecelakaan kecil terjadi di rumah ibu Niall.
Membuat Nora kehilangan orang tuanya. Niall shock sekali saat itu dan
memutuskan untuk membawa Nora ke rumahnya di Mullingar. Tahun-tahun berlalu.
Bobby dan Greg menerima Nora dengan senang hati. Greg kakak Niall sudah menikah
dan memiliki keluarga sendiri. Sementara ayah Niall tetap bekerja seperti biasa
dan tak ada yang menjaga Nora. Dan harus diakui, Nora hanya betah jika dia
bersama Niall. Maka dari itu, Niall selalu membawa Nora ketika tour.
“Berjanjilah padaku untuk tidak melarikan diri
seperti ini lagi. Percayalah padaku ketika kau bosan kau bisa mengajak ku atau
teman-temanku untuk bermain. Kita juga butuh main, bukan begitu zayn?” Niall
mengedipkan matanya pada Zayn dan membuka topi musim dingin Nora dan merapikan
rambutnya.
“benar sekali, niall. Kita akan selalu menemanimu
Nora. Percayalah pada kami dan berjanjilah kau tidak akan nakal lagi.” Zayn
mencium kening Nora si cantik. Nora memeluk kedua lelaki tampan itu.
“dan kalau kau nakal lagi, aku akan menggigit
bokongmu.” celoteh Paul dan semua tertawa.
0 komentar:
Posting Komentar