Sabtu, 23 Juni 2012

Niall Horan Love Story (part 1)

“Adik, kau harus membayar kue itu.” ujar seorang pelayan muda kepada seorang gadis kecil cantik berambut coklat dan bermata biru.
“aku tidak punya uang.” Jawab gadis kecil ini tanpa merasa bersalah.
“tapi kau harus membayarnya. Kau sudah memakan kue itu.” bujuk pelayan ini tetap lembut.
“atau kau bisa memanggil orang tuamu untuk membayarnya. Dimana mereka?” tanya pelayan ini lagi.
“aku tidak punya orang tua.”
“…… lalu dengan siapa kau kesini?”
“aku tersesat.”
“dimana rumahmu?”
“kata kakak, aku tidak boleh membiarkan orang lain memberitahunya.”
“kau punya kakak?”
“ehem.”
“kau bisa menelepon kakakmu untuk datang kesini. Aku akan meminjamkan hp ku.”
“kenapa tidak kau bayarkan saja kue itu untukku?” gadis itu memandang si pelayan polos. Pelayan pun terdiam.
“aku juga tidak punya uang. Sekarang beritahu aku nomor handphone kakakmu.”
“tidak bisa.”
“kenapa tidak? Kau tak tau nomor kakakmu?”
“aku tau. Tapi tidak akan memberitahukanmu.” Sang pelayan pun terlihat sedikit gusar. Kesabarannya perlahan menipis.
“kau pintar, kau cantik. Nah, sekarang aku hanya ingin berbicara dengan kakakmu.” Pelayan pun tersenyum manis. Gadis kecil itu terlihat sedang berfikir.
“kalaupun kau meneleponnya sekarang, dia tak akan menjawab. Dia sedang sibuk dan aku tak ingin mengganggunya.” Dia menggaruk kepalanya yang tertutupi topi musim dingin.
Si pelayan muda cantik ini pun terlihat bingung. Dia ingin membayar kue yang telah dimakan anak kecil itu tetapi dirinya sendiri tidak punya uang karena dompetnya ketinggalan di rumah. Lagipula anak ini tersesat.
“boleh aku tinggal di sini sebentar?” tanya anak kecil itu sambil melemparkan tatapan memohon pada pelayan ini.
“tentu.. tapi.. kau sedang menunggu sesuatu ya?” pelayan pun ikut duduk.
“hem. Aku menunggu kakakku. Aku yakin dia akan mencariku. Maaf kak untuk perdebatan kecil tadi, tapi kakak tenang saja kakakku akan datang dan membayar semuanya.” Dia tersenyum dibalik topi musim dinginnya yang tebal. Imut sekali.
“kalau aku boleh tahu, kakakmu sibuk apa? Sampai-sampai adiknya tidak diperhatikan?”
“dia selalu memperhatikanku. Aku tau dia sangat sayang padaku. Aku sedih kalau melihat dia tengah melamun. Entah apa yang dilamunkan. Tetapi kurasa dia butuh seseorang. Dia selalu sibuk tapi disela kesibukannya dia pasti akan meneleponku hanya untuk menanyakan apakah aku sudah mandi atau belum. Dia pulang membawakan banyak makanan untukku. Tapi hari ini kurasa dia sangat sibuk sekali sampai-sampai aku bisa lepas haha. Aku nakal ya? Aku adik yang nakal.” anak itu menggoyangkan kaki-kakinya yang kecil. Icha, sang pelayan hanya menggeleng pelan. Banyak pertanyaan kecil yang berlarian di kepalanya. Dia sangat pensaran dengan kehidupan anak kecil ini. Penampilannya tidak seperti pengemis atau orang tidak mampu. Penampilan gadis kecil ini sangat terlihat seperti orang kaya. Membuat Icha semakin penasaran sehebat apa kakaknya bisa menghidupi adiknya dengan begitu mapan pedahal orang tuanya sudah tidak ada.
“kakakmu sudah menikah ya? Oiya siapa namamu?”
“aku Nora. haha tidak. Dia masih sangat muda dan tampan sekali. Umurnya 19. Aku yakin kau mengenalnya. Sangat yakin.”
“kenapa kau bisa begitu yakin?” Icha semakin larut dalam pertanyaan. Nora hanya mengangkat bahunya dan tersenyum. “Kau orang yang baik, kak. Dan cantik. Aku berjanji kau akan bertemu dengan kakakku. Aku janji.” Tawanya yang kecil membuat Icha merasa senang. Senang rasanya bisa berkenalan dengan gadis misterius ini. Icha merasa anak ini akan menjadi sahabat kecilnya. Karena setiap tatapan yang diberikan oleh anak ini memberikan berjuta pertanyaan di benak Icha, seperti ada rajutan tali yang tengah dibuat.
Pemilik toko roti tiba-tiba memanggil Icha untuk menyampaikan sesuatu.
“sebentar ya Nora kecil. Aku akan kembali.” Icha mengelus pundak Nora dan berlari kecil menemui atasannya.
Tak lama setelah itu, dia kembali dan mendapati Nora sudah tidak ada di tempat mereka berbincang tadi. Icha pun bertanya kepada kasir dan dia bilang Nora dijemput oleh 2 orang lelaki tampan dengan mobil mewah dan seorang mudigat.
“bagaimana rupa lelaki yang menjemputnya?” tanya Icha pada sang kasir.
“dia memakai topi merah dan kacamata hitam. Dia langsung menggendong anak kecil itu ketika melihatnya. Yang satunya terlihat seperti Zayn Malik. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya karena yang membayar adalah mudigatnya bukan lelaki bertopi merah itu.”
“benarkah?”
“ya, dan mereka personil One Direction, kau tahu itu. Malam ini mereka konser di Negara kita. Beberapa orang meminta foto. Aku tidak terlalu yakin tapi kudengar teriakan kecil seperti ‘Niall Niall’ saat dia keluar toko ini. Kau beruntung sekali jika dia benar Niall Horan haha. Atau dia Liam? Louis? Tidak tahu. Tapi sepertinya Niall.”
“aku beruntung?”
“heloo kau berbicara pada adik seorang Niall Horan.” Kasir itu tertawa ramah dan kembali berinteraksi kepada pelanggan yang hendak membayar.
Icha terpaku diam membisu.

***

Niall’s Pov
“kenapa kau pergi tidak memberitahuku dulu? Kau bisa bilang padaku kalau kau lapar. Kau tahu kau dalam bahaya. Kau bisa saja diculik. Ini Negara orang, Nora. Bagaimana bisa kau kabur begitu saja?” Niall memeluk Nora kecil.
“Aku hanya ingin mencari angin tadi. Dan aku bosan bermain bersama Lux. Aku pun berjalan-jalan dan aroma kue dari toko itu membuatku lapar. Lagipula aku tidak ingin melihat kakak terganggu. Kakak sibuk.”
“Nora, sesibuk apapun kakakmu ini, aku tidak akan membiarkan perut adikku kosong dan kelaparan. Kau bisa meminta apapun yang kau mau untuk kau makan. Tolong jangan ulangi ini lagi. Kalau saja tadi Zayn tidak melihatmu di toko ini, aku tak tau harus mencarimu kemana. Kau hanya anak kecil berumur 6 tahun Nora. Apapun bisa terjadi.”
“maaf kak. Tapi kakak yang bersamaku tadi baik sekali. Aku sangat nyaman bersamanya dan dia..cantik.”
“Dia tau siapa kau?”
“tidak. Dia tidak tahu kalau aku adik kakak. dan aku bersumpah aku tidak memberikan nomor telepon kakak dan hotel apa yang kita tempati.”
Niall terlihat sangat khawatir akan adiknya. Nora selalu dibawa oleh Niall ketika tour. Tadi Niall berbincang dengan the boys dan Nora bermian dengan Lux. Beberapa saat kemudian Nora bosan dan memutuskan untuk bermain-main. Kenapa semua orang lengah menjaga Nora? Niall merasa bersalah dan berjanji pada adiknya untuk selalu bersamanya dan memberikan apapun yang adiknya inginkan.
Mungkin public tidak tahu mengenai ini. Public tidak pernah tau kalau Niall Horan memiliki seorang adik kecil bernama Nora. Kau tahu kedua orang tua Niall bercerai ketiak dia masih berumur 5 tahun. Niall dan kakaknya Greg tinggal bersama ayahnya Bobby, sementara ibunya menikah lagi dan lahirlah Nora kecil ini.
Ketika Niall berlibur ke tempat ibunya, dia bertemu Nora dan merasa nyaman bermain dengan adik kecil itu. Dan ketika mereka tengah bermian di lapangan kecil, kecelakaan kecil terjadi di rumah ibu Niall. Membuat Nora kehilangan orang tuanya. Niall shock sekali saat itu dan memutuskan untuk membawa Nora ke rumahnya di Mullingar. Tahun-tahun berlalu. Bobby dan Greg menerima Nora dengan senang hati. Greg kakak Niall sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri. Sementara ayah Niall tetap bekerja seperti biasa dan tak ada yang menjaga Nora. Dan harus diakui, Nora hanya betah jika dia bersama Niall. Maka dari itu, Niall selalu membawa Nora ketika tour.
“Berjanjilah padaku untuk tidak melarikan diri seperti ini lagi. Percayalah padaku ketika kau bosan kau bisa mengajak ku atau teman-temanku untuk bermain. Kita juga butuh main, bukan begitu zayn?” Niall mengedipkan matanya pada Zayn dan membuka topi musim dingin Nora dan merapikan rambutnya.
“benar sekali, niall. Kita akan selalu menemanimu Nora. Percayalah pada kami dan berjanjilah kau tidak akan nakal lagi.” Zayn mencium kening Nora si cantik. Nora memeluk kedua lelaki tampan itu.
“dan kalau kau nakal lagi, aku akan menggigit bokongmu.” celoteh Paul dan semua tertawa.

0 komentar:

Posting Komentar