Minggu, 24 Juni 2012

Niall Horan Love Story (part 5)

Sesuai dengan janji Niall semalam, dia akan mengajak Icha keluar siang ini. semua telah memiliki kesibukan sendiri. Liam, Louis dan Zayn bertemu dengan pacar mereka. Harry bertemu dengan teman lamanya.
Nora diajak ikut serta oleh Niall karena tak ada yang bisa menjaganya.
Mereka makan siang di restoran fast food. Setelah itu mereka berjalan-jalan ke sungai Thames London. Pemandangan yang sungguh Indah. Mereka bertemu beberapa fans disana dan para directioners mengira mereka telah benar-benar pacaran.
“owh who is this cute little girl, Niall?” tanya salah sorang fans.
“she’s my sister. Rite guys we gotta go. Have a good day bye.”
Niall Icha dan Nora meninggalkan sungai Thames dan mulai berjalan lagi.
“kemana kita akan pergi?” tanya Icha dan membuka sungalssesnya.
“hmm kau ingin kita kemana, nora?” gentian Niall yang bertanya pada adiknya.
“kita harus mengajak kak Icha ke tempat rahasia kita di London.” Jawab Nora bersemangat.
“kenapa kita baru ingat? Haha ayo ku ajak kau ke tempat rahasia kami.”
…..
“tempat apa ini indah sekali”
“padang bunga dandelion ini illegal. Aku tidak tahu nama tempat ini apa. Tapi aku dan Nora sering datang kesini jika kami berada di London. Aku menemukan tempat ini ketika sedang iseng berjalan sendiri. Dan aku sangat tertarik untuk memasukinya haha.”
“demi Tuhan ini indah sekali. Banyak dandelion dan aku sangat bahagiaaa!” Icha berlari menyusuri padang dandelion dan memetik satu.
“Tiuplah!” teriak Niall dari jauh.
“dan jangan lupa ucapkan permohonanmu!” tambahnya. Icha menjawab dengan senyum dan mulai menutup matanya. Dandelion berterbangan ditiup angin. Terbang dengan bebas tanpa ragu. Icha kembali.
“apa permintaanmu?” tanya Niall dan meniup sebuah dandelion.
“apa dulu permintaanmu haha.” Jawab icha.
“tidak terlalu muluk-muluk. Aku hanya ingin orang-orang didekatku bahagia. Dan…” Niall mengambil sebuah Dandelion lagi, menutup matanya dan meniupnya.
“dan yang barusan adalah rahasia hahaha.” Niall menjulurkan lidahnya.
“apaa? Beritahu aku.”
“kau bahkan belum meberitahuku.”
“hmm, aku berharap hidupku baik-baik saja dan aku berharap kebahagiaan menyelimuti setiap detikku. Dan..” Icha memetik sebuah dandelion lagi dan meniupnya.
“dan yang barusan adalah rahasia hahaha.” Icha menjulurkan lidahnya persis seperti yang niall lakukan tadi.
“kau curaaaang!” Niall melempari Icha dengan beberapa rumput segar yang dicabutnya.
“tidak kau yang curang! Hahaha” mereka berkejaran diantara dandelion yang terbang perlahan.
“haha hei licik berhenti kau! Hahaha” Niall berhenti dan tangannya bertumpu pada kedua lututnya. Mengatur nafas. Icha berhenti dan menghampiri Niall.
“hahaha menyenangkan sekali.” Icha tertawa dan kepalanya menghadap langit yang biru.
“kena kau!” Niall memeluk Icha tiba-tiba dan Icha terlihat sangat kaget.
“kau tidak bisa lari lagi hahahaa. Katakan padaku apa permohonanmu yang terkahir.” Ujar Niall masih memeluk Icha. Aksen irishnya menari-nari di telinga Icha membuatnya semakin berdebar.
“kenapa kau diam? Haha ayolah beritahu aku.” Niall tetap tidak melepaskan wanita berambut coklat ini.
“aku berjanji akan mengatakannya jika permohonanku sudah terkabul.”
“big deal” Niall melepaskan pelukannya.
“pertanyaannya adalah mungkinkah permohonanmu akan terkabul dengan cepat? Karena aku sangat penasaran.” Niall memandang Icha tepat di mata.
“aku tidak tahu.”
“kenapa? Hanya mengira-ngira saja.”
“demi Tuhan aku tidak tau Niall. Itu semua bergantung padamu.”
“padaku?”
“mmmm maksudku….mm…..tidak maksudku cepat lambatnya permohonan kita terkabul tergantung pada sekeras apa kita berusaha untuk membuatnya cepat terkabul..mmm kau mengerti maksudku.”
“kau baik-baik saja?”
“kenapa kau bertanya kau lihat saja sendiri aku baik-baik saja atau tidak hahaha”
“tidak.”
“Tidak? apa maksdumu, Niall? Hahaha I’m freaking fine.”
“kau gugup dan jawabanmu berantakan haha.” Icha menundukkan kepalanya. “sorry” said her softly. Tiba-tiba Niall melingkarkan tangannya lagi di leher Icha. Memeluknya. Lagi.
“Kau masih gugup? Kau bergetar.” Niall mempererat pelukannya.
“hey Icha. Tak apa jangan takut. Demi Tuhan kau sangat bergetar. Tenanglah aku disini. Ada apa denganmu?”
“aku bergetar karena kau, bodoh!” teriak Icha dalam hatinya.
“tapi, ya Tuhan aku selalu mendambakan pelukan Horan sejak dulu. Apa yang lebih baik dari pelukan Niall Horan saat ini? tak ada. Aku berada dalam pelukannya dan segalanya terasa benar. Demi Tuhan hentikan waktu.” Icha memejamkan matanya dan perlahan getaran di tubuhnya berhenti.
“aku…baik-baik saja.” Bisik Icha.
“kau yakin?”
“ya sangat yakin. Terima kasih pelukanmu hangat sekali.” Niall melepaskan pelukannya.
“tersenyumlah sekarang dan relax. Apakah kau bergetar karena aku? Jika ya, maafkan aku.” Niall menggaruk kepalanya.
“aku hanya sangat bahagia. Itu saja.” Mereka saling pandang dan saling melemparkan senyum.
“aku tak menyangka permintaanku begitu cepat terkabul..” ujar Niall pada dirinya sendiri.
“apa? Kau bilang apa?”
“hahaha tidak ada! Ayo pulang. Kasihan Nora tertidur sendirian di dalam mobil.” Niall meraih tangan Icha dan mereka berjalan bergandengan menuju mobil yang terparkir rapi.

0 komentar:

Posting Komentar