Rabu, 18 Juli 2012

Niall Horan Love Story (Part 7)



Zayn masuk ke kamar Niall. Dilihatnya Niall sedang memasukkan beberapa baju kedalam tas ranselnya. “niall kau mau kemana?”
Niall mengangkat wajahnya dan melihat zayn berdiri tepat di hadapannya.
“aku mau ke Nottingham 3 hari, zayn.” Niall melanjutkan packing.
“ketemu Medy ya? Kau yakin pergi sendiri? Tak ingin ada yang mengantarmu?” zayn berjalan menuju cermin kamar Niall. Mengusap-usap dagunya yang telah ditumbuhi janggut tipis.
“tak apa. Directioners tidak seganas itu haha.” Niall meggeret restleting tasnya. “selesai hahahahhahahahaha” Zayn tertawa kecil melihat Niall tertawa. “kapan kau berangkat?”
“besok pagi.” Dia menghempas tubuhnya keatas ranjang. Dan meraih laptopnya.
“kau sangat menyukainya ya Niall?” papar zayn dan duduk disamping Niall.
“twitcam?” dia membuka laptopnya. bahkan tidak menggubris pertanyaan zayn.
“sure. It’d be fun.” Niall tersenyum dan mengambil beberapa cemilan di atas meja kamarnya.
“Zayn, apa menurutmu aku menyukainya?” Niall meletakkan laptopnya yang sedang booting di atas tempat tidurnya dan memutar badannya 90 derajat untuk berhadapan dengan zayn.
“more than that.” Zayn mengangkat bahunya dan tertawa kecil.
“you love her.” dia menepuk pundak Niall pelan dan Niall tersenyum.
“tapi aku masih bingung. Feedback dari dia bakal sesuai keinginan atau enggak.” Niall melihat ke kakinya. Menatap kakinya yang terlipat dan menggaruk punggung lehernya.
“Aku kira dia juga suka. Kalian menghabiskan terlalu banyak waktu berdua beberapa bulan terakhir. Cara dia menatapmu berbeda dengan caranya menatapku and the other boys.” Zayn tertawa kecil dan Niall memeluknya sebentar. Lalu mengambil laptopnya dan segera membuka twitter.
“kurasa aku harus beritahu directioners kalau aku akan ke Nottingham 3 hari. Aku terlalu senang.” Niall dengan cepat mengetik kata perkata di laptopnya.
“Jangan Niall! Mereka akan menyerbumu. Dan asal kau tahu, mereka mengetahui Nottingham adalah tempat dimana Medy tinggal. Paparazi dimana-mana! Kau akan dituduh macam-macam!” zayn dengan cepat menahan Niall dan mengambil kedua tangan Niall yang berada di atas tuts.
“dan zayn kau terlambat. I already tweeted that! WHAT SHOULD I DO?!” Niall terlihat panic dengan menjambak sisi kiri dan kanan rambutnya.
“Hapus sekarang!” Zayn mengambil alih laptop Niall dan segera mengahapusnya.
“apa keahlian yang dimiliki Directioner kita? Ribuan retweet telah terjadi bahkan 2 menit saja belum! dan yah kau tau mereka lebih hebat daripada FBI. Percuma tweet itu kita hapus. Mereka sudah mengetahuinya.” Zayn mengangkat bahunya dan meletakkan laptop Niall kembali.
“Kurasa kita batal twitcam-an.” Niall memasang wajah paling memelas sedunia. Zayn tersenyum kecil dan mengelus punggung Niall keatas dan kebawah.
“papzs are fake. It’s gonna be alright. Hopefully.” Niall merebahkan badannya di atas ranjang dan mendesah keras.

***

Niall’s POV
Aku memakai kacamata hitam besar dan menancapkan topi hodie di kepalaku. Aku memakai sandal biasa agar paparazzi di Nottingham tak menyadari bahwa aku adalah Niall dengan supra besarnya. Dengan sebuah ransel lumayan besar di punggungku, aku berjalan tak terlalu terburu-buru dan segera mencari Medy. Dia berjanji akan menjemputku.
“THAT’S NIALL HORAN!”
shit.” aku mendengar suara wanita menjerit di belakang dan aku mempercepat langkahku.
“Niall Horan, kenapa kamu ke Nottingham sendirian? Apa kau akan berlibur dengan Medy Audrey? is this mean you guys are official?” paparazzi mendatangiku dari arah depan.
“no no. just wanna having fun around here.” Tanpa berhenti aku menjawab pertanyaan itu dan seketika fans mengerubungi.
“Niall! Niall!” mereka memanggil-manggilku. Aku bersyukur mereka tidak berada dalam jumlah yang cukup banyak dan tidak terlalu agresif. Aku tersenyum pada mereka dan beberapa dari mereka memintaku untuk berhenti dan berfoto. Well, ini resikonya jadi artis. This is my Job dan aku berhenti untuk berfoto.
“Niall, are you and Medy dating? I saw her just now and I think she’s here to take you.” Wanita berambut brunnete bertanya padaku setelah kami selesai berfoto.
“where did you see her?” aku membuka kacamataku. Dia mundur selangkah dan napasnya terdengar lebih cepat.
“you made me overwhelmed.” Ujar wanita brunnete ini dan aku memasang kembali kacamatku.
“sorry haha. But where did you see her?” aku mengulang pertanyaanku.
“no that was awesome. I hope you didn’t take back your sunglasses haha. Over there, in front of the dunkin store. So you guys are dating?” wajah wanita ini terlalu bersemangat dan memegang tanganku.
“no we’re not. But thanks for the info. You were right. Shes here to to pick me. What’s your twitter name? I’ll follow you, you’re nice.” Aku tersenyum tulus pada wanita yang sepertinya berumur 14 tahun ini. dia bersikap manis dan aku menyukai ini.
“my god really? Here my user name oh my God @SeeMeNialler. And I though you’ve already see me and I’ll change my username when you’ve followed me. Oh my Gosh massive thanks Niall. Can I hug you?” aku membuka tanganku dan dia memelukku erat. Aku mengelus punggungnya dan langsung melepasnya.
“Akan ku follow saat aku di mobil.” Aku memberikan jempolku naik padanya dan segera berlari menuju dunkin store.
Aku melihat perempuan cantik berambut coklat panjang yang digulung ke atas. Dia melipat tangannya dengan sebuah iPhone digenggam di tangan kirinya. Berdiri di depan Dunkin store memakai J Brand t-shirt abu-abu dan jeans hitam panjang. Simple, cantik. Beberapa mendatangi perempuan cantik ini untuk meminta foto dan tanda tangan, beberapa melakukan tanya jawab dan dia tetap berdiri dengan anggunnya dan senyum paling indah dibibirnya. Ya, perempuan yang selama ini aku ridukan, selalu bermain dalam pikiranku.
Medy Audrey.

0 komentar:

Posting Komentar