Zayn
masuk ke kamar Niall. Dilihatnya Niall sedang memasukkan beberapa baju kedalam
tas ranselnya. “niall kau mau kemana?”
Niall
mengangkat wajahnya dan melihat zayn berdiri tepat di hadapannya.
“aku
mau ke Nottingham 3 hari, zayn.” Niall melanjutkan packing.
“ketemu
Medy ya? Kau yakin pergi sendiri? Tak ingin ada yang mengantarmu?” zayn
berjalan menuju cermin kamar Niall. Mengusap-usap dagunya yang telah ditumbuhi
janggut tipis.
“tak apa. Directioners tidak seganas itu haha.” Niall meggeret restleting tasnya. “selesai hahahahhahahahaha” Zayn tertawa kecil melihat Niall tertawa. “kapan kau berangkat?”
“tak apa. Directioners tidak seganas itu haha.” Niall meggeret restleting tasnya. “selesai hahahahhahahahaha” Zayn tertawa kecil melihat Niall tertawa. “kapan kau berangkat?”
“besok
pagi.” Dia menghempas tubuhnya keatas ranjang. Dan meraih laptopnya.
“kau
sangat menyukainya ya Niall?” papar zayn dan duduk disamping Niall.
“twitcam?”
dia membuka laptopnya. bahkan tidak menggubris pertanyaan zayn.
“sure.
It’d be fun.” Niall tersenyum dan mengambil beberapa cemilan di atas meja
kamarnya.
“Zayn,
apa menurutmu aku menyukainya?” Niall meletakkan laptopnya yang sedang booting
di atas tempat tidurnya dan memutar badannya 90 derajat untuk berhadapan dengan
zayn.
“more
than that.” Zayn mengangkat bahunya dan tertawa kecil.
“you
love her.” dia menepuk pundak Niall pelan dan Niall tersenyum.
“tapi
aku masih bingung. Feedback dari dia bakal sesuai keinginan atau enggak.” Niall
melihat ke kakinya. Menatap kakinya yang terlipat dan menggaruk punggung
lehernya.
“Aku
kira dia juga suka. Kalian menghabiskan terlalu banyak waktu berdua beberapa
bulan terakhir. Cara dia menatapmu berbeda dengan caranya menatapku and the
other boys.” Zayn tertawa kecil dan Niall memeluknya sebentar. Lalu mengambil
laptopnya dan segera membuka twitter.
“kurasa
aku harus beritahu directioners kalau aku akan ke Nottingham 3 hari. Aku
terlalu senang.” Niall dengan cepat mengetik kata perkata di laptopnya.
“Jangan
Niall! Mereka akan menyerbumu. Dan asal kau tahu, mereka mengetahui Nottingham
adalah tempat dimana Medy tinggal. Paparazi dimana-mana! Kau akan dituduh
macam-macam!” zayn dengan cepat menahan Niall dan mengambil kedua tangan Niall
yang berada di atas tuts.
“dan
zayn kau terlambat. I already tweeted that! WHAT SHOULD I DO?!” Niall terlihat
panic dengan menjambak sisi kiri dan kanan rambutnya.
“Hapus
sekarang!” Zayn mengambil alih laptop Niall dan segera mengahapusnya.
“apa
keahlian yang dimiliki Directioner kita? Ribuan retweet telah terjadi bahkan 2
menit saja belum! dan yah kau tau mereka lebih hebat daripada FBI. Percuma tweet
itu kita hapus. Mereka sudah mengetahuinya.” Zayn mengangkat bahunya dan
meletakkan laptop Niall kembali.
“Kurasa
kita batal twitcam-an.” Niall memasang wajah paling memelas sedunia. Zayn
tersenyum kecil dan mengelus punggung Niall keatas dan kebawah.
“papzs
are fake. It’s gonna be alright. Hopefully.” Niall merebahkan badannya di atas
ranjang dan mendesah keras.
***
Niall’s
POV
Aku
memakai kacamata hitam besar dan menancapkan topi hodie di kepalaku. Aku memakai
sandal biasa agar paparazzi di Nottingham tak menyadari bahwa aku adalah Niall
dengan supra besarnya. Dengan sebuah ransel lumayan besar di punggungku, aku
berjalan tak terlalu terburu-buru dan segera mencari Medy. Dia berjanji akan
menjemputku.
“THAT’S
NIALL HORAN!”
“shit.” aku mendengar suara wanita
menjerit di belakang dan aku mempercepat langkahku.
“Niall
Horan, kenapa kamu ke Nottingham sendirian? Apa kau akan berlibur dengan Medy Audrey?
is this mean you guys are official?” paparazzi mendatangiku dari arah depan.
“no
no. just wanna having fun around here.” Tanpa berhenti aku menjawab pertanyaan
itu dan seketika fans mengerubungi.
“Niall!
Niall!” mereka memanggil-manggilku. Aku bersyukur mereka tidak berada dalam
jumlah yang cukup banyak dan tidak terlalu agresif. Aku tersenyum pada mereka
dan beberapa dari mereka memintaku untuk berhenti dan berfoto. Well, ini
resikonya jadi artis. This is my Job dan aku berhenti untuk berfoto.
“Niall,
are you and Medy dating? I saw her just now and I think she’s here to take you.”
Wanita berambut brunnete bertanya padaku setelah kami selesai berfoto.
“where
did you see her?” aku membuka kacamataku. Dia mundur selangkah dan napasnya
terdengar lebih cepat.
“you
made me overwhelmed.” Ujar wanita brunnete ini dan aku memasang kembali
kacamatku.
“sorry
haha. But where did you see her?” aku mengulang pertanyaanku.
“no
that was awesome. I hope you didn’t take back your sunglasses haha. Over there,
in front of the dunkin store. So you guys are dating?” wajah wanita ini terlalu
bersemangat dan memegang tanganku.
“no
we’re not. But thanks for the info. You were right. Shes here to to pick me. What’s
your twitter name? I’ll follow you, you’re nice.” Aku tersenyum tulus pada
wanita yang sepertinya berumur 14 tahun ini. dia bersikap manis dan aku
menyukai ini.
“my
god really? Here my user name oh my God @SeeMeNialler. And I though you’ve
already see me and I’ll change my username when you’ve followed me. Oh my Gosh
massive thanks Niall. Can I hug you?” aku membuka tanganku dan dia memelukku
erat. Aku mengelus punggungnya dan langsung melepasnya.
“Akan
ku follow saat aku di mobil.” Aku memberikan jempolku naik padanya dan segera
berlari menuju dunkin store.
Aku
melihat perempuan cantik berambut coklat panjang yang digulung ke atas. Dia melipat
tangannya dengan sebuah iPhone digenggam di tangan kirinya. Berdiri di depan
Dunkin store memakai J Brand t-shirt abu-abu dan jeans hitam panjang. Simple,
cantik. Beberapa mendatangi perempuan cantik ini untuk meminta foto dan tanda
tangan, beberapa melakukan tanya jawab dan dia tetap berdiri dengan anggunnya
dan senyum paling indah dibibirnya. Ya, perempuan yang selama ini aku ridukan,
selalu bermain dalam pikiranku.
Medy
Audrey.
0 komentar:
Posting Komentar