Minggu, 24 Juni 2012

Niall Horan Love Story (part 6)


6 bulan bersama the boys membuat Medy merasa dekat sekali dengan mereka. Dan 4 bulan tidak bertemu dengan the boys membuat Medy merasa rindu sekali. Setelah pembuatan Video klip more than this, Medy kembali ke Nottingham dan melanjutkan kuliahnya disana. Dia belum bertemu kembali dengan para the boys. Dia tidak kembali ke Australia karena jika Medy berada disana, dia akan sendirian.
Kehidupan medy memang telah berubah dan sejauh ini, segalanya baik-baik saja. Kuliahnya lancar dan Medy sekarang menjadi model seperti yang dulu Paul katakan. Banyak directioner yang menyayanginya karena perannya menjadi model di MV MTT sukses besar.
“Grim, siang ini aku harus ke studio untuk pemotretan majalah Lady Bee. Kuharap kau tidak keberatan jika kutitipkan ini untuk Arthur.” Medy memohon pada Grimmie-teman barunya di Nottingham- ketika mereka sedang makan di kantin kampus mereka.
“Kau terlalu sibuk Medy haha. Baiklah.” Grimmie tersenyum dan mengambil buku biology besar yang disodorkan medy.
“katakan pada Arthur permintaan maafku karena telat mengembalikannya.” Medy memegang tangan grimmie hangat.
“Baiklah Medy. Kau tak perlu khawatir. Akan kusampaikan.” Grimmie membalas sentuhan hangat itu.
***

Medy berjalan ke parkiran mobil untuk mengambil mobilnya dan segera melakukan pemotretan di Studio foto majalah Lady Bee.
“yap?” Medy mengangkat telepon dari seseorang.
“kau dimana?” tanya seseorang diseberang.
“parkiran. Aku akan mengambil mobilku dan langsung berangkat ke studio. Kau sedang apa? Apa acaramu hari ini?” Medy membuka pintu mobilnya.
“aku sedang dalam perjalanan menuju hotel. Tak ada acara. Mungkin hanya jalan-jalan. Kau harus makan terlebih dulu.         Kau akan sakit.” Tegas seseorang di seberang sana membuat medy tersenyum pada dirinya sendiri.
“Baiklah. Aku berjanji akan makan terlebih dahulu.” Medy memasukan kunci mobilnya dan menyalakan ford nya.
“aku percaya padamu haha. Baikah aku menelepon hanya untuk sekedar mengusir rasa yang lucu ini haha kau tau maksudku.” ujar penelepon tersebut.
“I miss you too, Niall.” Medy dan Niall tertawa bersama dan kemudian sambungan telepon berakhir. Medy memasang sit beltnya dan menjalankan mobilnya menuju rumah makan.
***

Arthur sedang menghisap rokoknya dengan tenang ketika Grimmie menghampirinya.
“grimmie?” sekejap Arthur mematikan benda putih berasap itu.
“rokok lagi huh? Mau sampai kapan kau seperti itu? Aku bersumpah Medy akan membencimu jika tahu kau seperti ini.” Grimmie meletakkan buku Biology besar itu di hadapan Arthur.
“kali ini saja Grim. Sudah lama aku tidak menggunakannya.” Arthur membuka halaman buku itu tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
“aku heran. Kau ahli biology dan kau melakukan yang sudah kau tahu itu tidak baik bagi tubuhmu.”
“hentikan Grimmie.”
“Medy seorang model. Dia cantik dan terkenal. Jika kau terus begini aku bersumpah kau tak mungkin bisa dengannya. Berhentilah mendambakannya. Kau tak sebanding dengan Niall Horan.” Arthur hanya diam dan menundukkan kepalanya.
Arthur adalah partner Medy di kelas biologi. Arthur tau Medy terkenal dan ia ingin memiliki Medy. Arthur bukan orang jahat. Hanya ambisinya yang sangat kuat mungkin akan membuatnya lupa diri.
“aku berjanji Medy akan melihatku.” Ujar Arthur dan tersenyum manis pada Grimmie.
“Tidak selama gosipnya dan Niall Horan berpacaran masih berkeliaran.”
“ayolah Grimmie. Medy tidak memacari siapapun! Dia Cuma dekat dengan Niall. Aku tau mereka sering berhubungan tapi selama Niall belum memiliki medy sepenuhnya, aku berjanji aku akan memiliki Medy duluan.” Arthur terlihat sedikit gusar.
“lantas, kau pikir Medy akan menyukaimu ketika disana ada orang yang jauh lebih mapan menyayanginya?” Grimmie menyilangkan kedua tangannya.
“Grimmie kau harus menolongku.” Arthur melempar tatapan memohon. Grimmie benci saat seseorang memberikan tatapan itu padanya. Grimmie mudah luluh.
“haaah berhenti memandangku seperti itu. Aku akan menolongmu tapi ingat selalu ada syarat.”
“apa?” Arthur tersenyum senang.
“buang semua bungkusan rokok yang kau punya. Demi Tuhan jangan ada yang tersisa.” Grimmie mengambil handphone di dalam tasnya.
“ku lakukan!”
“dan satu lagi..” Grimmie mengangkat pandangan dari hp nya dan mempertemukan padangannya pada Arthur.
“berjanjilah jika kau tak berhasil, kau tidak akan menyakiti siapapun. Siapapun kau dengar?”
“tapi kita akan berhasil.”
“BERJANJILAH.” Arthur mengangguk patuh. “ya aku berjanji.”
***

Hari yang panjang. Malam yang dingin dan badan yang terasa sangat lelah. Niall memutuskan untuk tidur dan bangun siang di hotelnya.
“tryna sleep! Can’t do twitcam tonight sorrrrry guys xx” tweetnya di akun twitternya. Sedetik kemudian dia mendapatkan ratusan mention yang membuatnya tersenyum. Niall mematikan laptopnya dan merangsek naik ke dalam selimut.
Baru memejamkan mata sekitar 5 menit, Niall terbangun.
“Medy..” gumamnya.
Tanpa fikir panjang, niall meraih bbnya dan menelepon Medy. Tak lama, Medy mengangkatnya dengan suara serak.
“kau baik-baik saja?” tanya Niall dan memutar badannya menghadap ke jendela.
“tidak. Kau meneleponku jam 3 dini hari dan bodohnya aku lupa mengaktifkan mode diam.” Medy terdengar sedikit mendesah. Niall menggigit bibir bawahnya.
“maaf aku..”
“iya aku tau. Sebelum aku bangun dan mengangkat telepon darimu, aku bermimpi tentangmu.” Niall tau Medy sedang tersenyum di seberang sana.
“benarkah? Apa yang aku lakukan di mimpimu?”
“kau… aku lupa. Yang ku ingat, kau berkelahi dengan seorang anak kecil untuk memperebutkan stok ayam nandos yang terakhir haha kau bodoh.”
“Demi Tuhan aku tidak akan melakukan itu haha.”
“lantas, apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?”
“aku.. akan membiarkan ayam itu diambil oleh anak kecil itu. Oh ya Tuhan mimpimu bodoh sekali.”
“haha hentikan.” Medy tertawa.
“kau tahu?” tanya Niall.
“apa?”
“aku maish sangat penasaran dengan permohonan kedua mu di padang dandelion beberapa bulang yang lalu.” Jawab Niall.
“aku kan sudah berjanji akan memberitahukanmu setelah permohonanku terkabul.”
“apakah sekarang sudah terkabul?”
“mmm…. Hampir haha. Sudahlah. Aku juga penasaran dengan permohonan keduamu. Sudahkah terkabul?” medy balik bertanya.
“kurasa sudah tapi aku tak tahu.” Niall menerawang ke atap. ‘sudahkah aku membahagiakan Medy?’ batinnya dalam hati.
“kau aneh haha. Kenapa kau belum tidur?” Medy menguap dan Niall tersenyum kecil.
“sudah kucoba, tapi tidak berhasil. Aku tak bisa tidur.” Niall memainkan ujung gulingnya.
“cobalah lagi. Kau lelah aku tau kau lelah. Istirahatkan badanmu Niall. Jangan sampai sakit.” Terdengar sebuah kekhawatiran di kalimat Medy yang membuat aliran hangat mengalir dalam hati Niall.
“aku ingin kau disini.” Ujarnya.
“aku disini Niall. Kau bisa mendengar suaraku menandakan kita sangat dekat.” Niall kemudian menutup erat matanya dan menggigit ujung guling yang sedari tadi di mainkannya. Seperti orang frustasi.
“aahhh… 1 minggu kedepan aku free sebelum rekaman album kedua. Aku akan ke Nottingham dan menginap di rumahmu. Kau keberatan?” cerocos Niall bahkan sampai menjambak rambutnya pelan.
“kau serius? Tentu saja! Demi Tuhan aku sangat senang mendengar kabar ini! minggu depan ayah dan ibuku akan ke Italy selama 5 hari untuk menghadiri acara pernikahan anaknya teman lama mereka! Kita bisa melakukan apapun dirumahku!” seketika kantuk Medy menghilang entah kemana. Niall membuka matanya sangat lebar dan berusaha dengan sangat keras untuk tidak berteriak.
“apapun?!” Niall meremas selimut tebalnya dan berada di posisi duduk sekarang.
“yes Niall. Apapun.” Medy tersenyum licik.
“baiklah apapun.” Niall membasahi bibirnya dan menggigit bibir bawahnya sementara pikirannya sudah melayang entah kemana.

Niall Horan Love Story (part 5)

Sesuai dengan janji Niall semalam, dia akan mengajak Icha keluar siang ini. semua telah memiliki kesibukan sendiri. Liam, Louis dan Zayn bertemu dengan pacar mereka. Harry bertemu dengan teman lamanya.
Nora diajak ikut serta oleh Niall karena tak ada yang bisa menjaganya.
Mereka makan siang di restoran fast food. Setelah itu mereka berjalan-jalan ke sungai Thames London. Pemandangan yang sungguh Indah. Mereka bertemu beberapa fans disana dan para directioners mengira mereka telah benar-benar pacaran.
“owh who is this cute little girl, Niall?” tanya salah sorang fans.
“she’s my sister. Rite guys we gotta go. Have a good day bye.”
Niall Icha dan Nora meninggalkan sungai Thames dan mulai berjalan lagi.
“kemana kita akan pergi?” tanya Icha dan membuka sungalssesnya.
“hmm kau ingin kita kemana, nora?” gentian Niall yang bertanya pada adiknya.
“kita harus mengajak kak Icha ke tempat rahasia kita di London.” Jawab Nora bersemangat.
“kenapa kita baru ingat? Haha ayo ku ajak kau ke tempat rahasia kami.”
…..
“tempat apa ini indah sekali”
“padang bunga dandelion ini illegal. Aku tidak tahu nama tempat ini apa. Tapi aku dan Nora sering datang kesini jika kami berada di London. Aku menemukan tempat ini ketika sedang iseng berjalan sendiri. Dan aku sangat tertarik untuk memasukinya haha.”
“demi Tuhan ini indah sekali. Banyak dandelion dan aku sangat bahagiaaa!” Icha berlari menyusuri padang dandelion dan memetik satu.
“Tiuplah!” teriak Niall dari jauh.
“dan jangan lupa ucapkan permohonanmu!” tambahnya. Icha menjawab dengan senyum dan mulai menutup matanya. Dandelion berterbangan ditiup angin. Terbang dengan bebas tanpa ragu. Icha kembali.
“apa permintaanmu?” tanya Niall dan meniup sebuah dandelion.
“apa dulu permintaanmu haha.” Jawab icha.
“tidak terlalu muluk-muluk. Aku hanya ingin orang-orang didekatku bahagia. Dan…” Niall mengambil sebuah Dandelion lagi, menutup matanya dan meniupnya.
“dan yang barusan adalah rahasia hahaha.” Niall menjulurkan lidahnya.
“apaa? Beritahu aku.”
“kau bahkan belum meberitahuku.”
“hmm, aku berharap hidupku baik-baik saja dan aku berharap kebahagiaan menyelimuti setiap detikku. Dan..” Icha memetik sebuah dandelion lagi dan meniupnya.
“dan yang barusan adalah rahasia hahaha.” Icha menjulurkan lidahnya persis seperti yang niall lakukan tadi.
“kau curaaaang!” Niall melempari Icha dengan beberapa rumput segar yang dicabutnya.
“tidak kau yang curang! Hahaha” mereka berkejaran diantara dandelion yang terbang perlahan.
“haha hei licik berhenti kau! Hahaha” Niall berhenti dan tangannya bertumpu pada kedua lututnya. Mengatur nafas. Icha berhenti dan menghampiri Niall.
“hahaha menyenangkan sekali.” Icha tertawa dan kepalanya menghadap langit yang biru.
“kena kau!” Niall memeluk Icha tiba-tiba dan Icha terlihat sangat kaget.
“kau tidak bisa lari lagi hahahaa. Katakan padaku apa permohonanmu yang terkahir.” Ujar Niall masih memeluk Icha. Aksen irishnya menari-nari di telinga Icha membuatnya semakin berdebar.
“kenapa kau diam? Haha ayolah beritahu aku.” Niall tetap tidak melepaskan wanita berambut coklat ini.
“aku berjanji akan mengatakannya jika permohonanku sudah terkabul.”
“big deal” Niall melepaskan pelukannya.
“pertanyaannya adalah mungkinkah permohonanmu akan terkabul dengan cepat? Karena aku sangat penasaran.” Niall memandang Icha tepat di mata.
“aku tidak tahu.”
“kenapa? Hanya mengira-ngira saja.”
“demi Tuhan aku tidak tau Niall. Itu semua bergantung padamu.”
“padaku?”
“mmmm maksudku….mm…..tidak maksudku cepat lambatnya permohonan kita terkabul tergantung pada sekeras apa kita berusaha untuk membuatnya cepat terkabul..mmm kau mengerti maksudku.”
“kau baik-baik saja?”
“kenapa kau bertanya kau lihat saja sendiri aku baik-baik saja atau tidak hahaha”
“tidak.”
“Tidak? apa maksdumu, Niall? Hahaha I’m freaking fine.”
“kau gugup dan jawabanmu berantakan haha.” Icha menundukkan kepalanya. “sorry” said her softly. Tiba-tiba Niall melingkarkan tangannya lagi di leher Icha. Memeluknya. Lagi.
“Kau masih gugup? Kau bergetar.” Niall mempererat pelukannya.
“hey Icha. Tak apa jangan takut. Demi Tuhan kau sangat bergetar. Tenanglah aku disini. Ada apa denganmu?”
“aku bergetar karena kau, bodoh!” teriak Icha dalam hatinya.
“tapi, ya Tuhan aku selalu mendambakan pelukan Horan sejak dulu. Apa yang lebih baik dari pelukan Niall Horan saat ini? tak ada. Aku berada dalam pelukannya dan segalanya terasa benar. Demi Tuhan hentikan waktu.” Icha memejamkan matanya dan perlahan getaran di tubuhnya berhenti.
“aku…baik-baik saja.” Bisik Icha.
“kau yakin?”
“ya sangat yakin. Terima kasih pelukanmu hangat sekali.” Niall melepaskan pelukannya.
“tersenyumlah sekarang dan relax. Apakah kau bergetar karena aku? Jika ya, maafkan aku.” Niall menggaruk kepalanya.
“aku hanya sangat bahagia. Itu saja.” Mereka saling pandang dan saling melemparkan senyum.
“aku tak menyangka permintaanku begitu cepat terkabul..” ujar Niall pada dirinya sendiri.
“apa? Kau bilang apa?”
“hahaha tidak ada! Ayo pulang. Kasihan Nora tertidur sendirian di dalam mobil.” Niall meraih tangan Icha dan mereka berjalan bergandengan menuju mobil yang terparkir rapi.

Niall Horan Love Story (part 4)

Tour Up All Night pun berakhir. Icha segera dijemput oleh pihak 1D dan mereka semua berkumpul di London. Selama berada di Nottingham denga keluarganya, banyak yang meminta Icha untuk menjadi model majalah lokal. Dia melakukannya dan sebentar saja, banyak majalah lain yang ingin menggunakan icha sebagai modelnya. Perlahan Icha menjadi seorang artis. Biografinya mulai tersebar di beberapa majalah dan tentu saja tidak jauh dari berita ‘hubungannya dengan niall Horan’. Fans di twitternya semakin hari semakin banyak. sudah jarang terlihat deathtreat dari fans 1D.

“listen guys. Pembuatan video klip kita mulai minggu depan. Jadi, seminggu ini kalian bebas bermain dan beristirahat.” Kata Paul menutup perbincangan. Semua kembali ke kamar maisng-masing. Kecuali Icha dan the boys.
“nice to meet you again. Niall really miss you.” papar Zayn. mereka terlarut dalam perbincangan. Waktu menunjukkan pukul 10 malam dan mereka harus tidur.
“Goodnight guys.” Icha mengambil tasnya dan berjalan menuju kamar. Sampai kamar, dia langsung mengganti pakaiannya dan mencuci muka. Saat sedang menaruh krim di wajah, pintu kamar Icha diketuk.
“Niall? What are you doing here?”
“I’m not sleepy yet. Can I come in?”
“sure. Ayo masuk.”

Louis melihat Niall masuk ke kamar Icha dan segera membuat rapat dadakan di kamar Liam dengan the boys yang lain.
“lol Niall is in love.” Ujar zayn.
“kita harus membantu mereka. Mereka terlihat cocok. Tapi, apa yang akan mereka lakukan? Ini sudah malam.” Liam menambahkan.
“Niall masih polos. Dia tak akan macam-macam. Paling hanya berbincang.” Timpal Harry.
“Aku setuju. Dan kuharap, Icha tidak mempermainkan perasaan Niall.”
“guys..” tiba-tiba pintu kamar Liam terbuka.
“kalian tidak mengajakku?” Niall terlihat ngambek.
“bukankah kau bersama Icha?” tanya Harry.
“iya sih. Tapi dia terlihat sangat lelah sekali jadi aku memutuskan untuk menyudahinya.”
“apa??” Liam kaget.
“Maksudku perbincangan kami.”
“kau menyukainya?” tanya Zayn.
“idk. Aku hanya senang berbincang dengannya. Dia asik.”
“apakah kau berusaha mendekatinya? Kami bisa membantu.”
“atau dia akan ku ambil hahaha.” canda Harry.
“aku ingin mengajaknya makan siang besok. Bagaimana menurut kalian?”
“ide bagus Niall. Kau harus melakukannya.”
“haha fine. Dia cantik sekali aku tidak bisa memalingkan wajahku darinya.” Ujar Niall sambil tersenyum.
“WOOOOOOOOOOOOOOOOOO MY BABY NANDOS.” Zayn memeluk Niall.
“WOHOHOHOOOOO I CAN FEEL MY HEART BROKEN!” Louis menggigit bajunya.
“YOU’RE SO BEAUTIFUL, CHIPS!!” Niall mengambil bungkusan makanan ringan dan memakannya penuh cinta. Semua hanya memandang Niall dengan wajah flat.
“Kukira dia sudah besar.” gumam Liam.
“morning Icha.” Sapa Niall dan duduk di hadapan icha ketika mereka bertemu di meja makan pagi ini. Cuma ada icha disana dan yang lain masih tertidur.
“hey pagi Niall. Aku sedang membuat roti kalau kau mau. Kau suka coklat atau selai?”
“hmm…terserah kau saja. Aku suka semua.” Jawab Niall sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.
“Kau bangun pagi sekali. Apakah selalu seperti ini?” tanya niall dan menegak susu steril yang baru saja dituangnya.
“aku sudah terbiasa. Dan sayang sekali rasanya jika pagi yang begitu indah terlewatkan begitu saja.” Jawabnya tersenyum dan mengoleskan coklat di atas roti yang akan dipanggang.
“apa yang biasanya kau lakukan jika kau bangun pagi?”
“hm, kau bisa lihat itu. Masak. Aku suka sekali masak.”
“benarkah? Wow. Apa masakan andalanmu? Aku ingin mencobanya demi Tuhan roti roti ini wangi sekali.” Niall mengambil roti panggang yang agak dingin. Iicha telah memanggangnya sejak tadi.
“kau ingin aku memasak sesuatu untukmu? Ucapkan saja apa yang ingin kau makan. Aku bisa memasaknya jika itu permintaan yang normal haha.”
“OH AKU BAHAGIA SEKALI. Sudah lama aku tidak makan macaroni panggang. Maukah kau memasaknya? Kurasa Liam membeli macaroni mentah kemarin.” Niall bangkit dari kursinya dan berjalan menuju lemari penyimpan makanan. Dia berdiri dan tersenyum lebar sambil menunjukkan bungkusan macaroni mentah yang dipegangnya.
“kau beruntung Nialler. Tapi bagaimana dengan roti ini?”
“demi Tuhan kau tak perlu khawatir. Aku akan memakan semuanya tanpa perlu bantuan dari siapapun haha.”
“haha dasar kau. Baiklah aku akan membuatnya asalkan kau harus berjanji.”
“apa? Ku lakukan.”
“bantu aku.”
“oh Tuhan dengan senang hati.” Niall mengambil panci dan garpu.
“niall itu tidak perlu. Yang kita butuhkan adalah oven dan mangkuk besar untuk adonan.”
“maaf aku tidak tahu. Aku hanya tau bagaimana cara makan yang benar haha. Baiklah kucarikan mangkuk besar untukmu. Kau tau aku sangat mengharapkan macaroni panggangmu. Hmm dimana kau mangkuk?” Icha memandangi Niall yang bejongkok mencari mangkuk di rak perkakas dan terharu akhirnya dia bisa memasakkan sesuatu untuk Niall Horan.
20 menit kemudian.
“Nah, masukkan kedalam oven yang telah dipanaskan dan…yap tunggu sekitar 15 menit hehe. Mudah kan?” Icha membuka celemeknya dan melipatnya dengan rapi.
“kau jenius. Pantas saja kau betah bekerja di toko roti itu. Apakah hobimu memang memasak?”
“yah bisa dibilang begitu.”
“15 menit akan terasa lama jika ditunggu. Bagaimana jika kita menikmati matahari diluar?” Niall memberikan usul.
“hanya disekitar taman oke?”
“baiklah. Ayo.” Niall mengambil jaket dan gitar.

“aku masih heran kenapa sebenarnya kau membawa gitar?” tanya Icha ketika mereka sampai di taman sekitar hotel.
“ah tentu saja untuk kita bernyanyi.” Niall duduk di atas rumput segar basah karena embun.
“apa yang akan kita nyanyikan?” tanya icha lagi.
“not kita. Aku. Aku mau nyanyi buat kamu.”
“wow it must be great. Come on I’ll love it.”
Perlahan Niall memetik gitarnya dan mulai menyanyikan lagu stole my heart.
The light shines
It's getting hot on my shoulders
I don't mind,
This time it doesn't matter
Cause your friends,
They look good, but you look better
Don't you know all night I've been waiting for a girl like you to come around, round, round?
Under the lights tonight
You turned around, and you stole my heart
With just one look, when I saw your face,
I fell in…” Tiba-tiba Niall berhenti dan menatap Icha.
“…k..kenapa..berhenti?”
“muka kamu merah banget.” Niall menahan tawanya.
“Ini tuh kena panas matahari.” Icha menutup wajahnya dan melihat Niall dari sela-sela jari.
“jiahahahaha bohong! Hahahahaha.” Niall tertawa dan meletakkan gitarnya disampingnya.
“Ya Tuhan kau imut sekali hahahaha.” Icha memonyongkan bibirnya dan memutar bola matanya. Dia tahu dia sangat malu sekarang.
“oh Niall hentikan.”
“hahaha don’t be shy. It’s ok. Sorry. But haha I love your face when you’re blushing. Looks so much beautifulness on it.” Niall memperlihatkan deretan behelnya dan tertawa cukup menyenangkan.
Icha tersipu malu dan menundukan wajahnya. “Oh Tuhan aku bermimpi…” batin icha dalam hati.
“Ya Liam?” Niall menjawab panggilannya.
“aku di taman sekitar hotel kenapa?...Icha…ya itu milikku…apa?...NO LIAM JANGAN KAU SENTUH MAKARONIKU…aku pulang sekarang…NO!” Niall menutup teleponnya.
“ayo kita pulang. Liam hampir saja memakan macaroni kita. Ah menyebalkan.” (Kita? Ok. Niall horan doesn’t share food but this…)
Mengikuti langkah besar Niall membuat Icha harus sedikit berlari. Unlucky her. Dia tersandung dan lututnya berdarah. Banyak.
“Icha!” Niall membuang gitarnya dan berlari kearah icha.
“I’m fine it’s not really hurt.” Icha mengambil tangan yang diberikan Niall untuk membantunya berdiri.
“tapi kamu berdarah. Dan lukanya terlihat besar.”
“it’s okay. I’m fine.” Dia berhasil berdiri.
“kamu bisa jalan?”
“bisa. Aku bisa.” Baru 3 langkah berjalan, Icha pun roboh lagi.
“awww shit.”
“ck. Apa kubilang. Lukamu terlalu besar.” Tanpa basa-basi Niall menggendong Icha dan berjalan cepat ke hotel mereka yang tak jauh dari taman itu.
“Niall turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri.”
“no you can’t.”
“yes I can! Niall aku berat. Turunkan aku.”
“tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan mengangkat barber haha. Sudahlah. Aku sudah sangat lapar dan tak ingin menunggumu berjalan tertatih. kau aman bersamaku tenang saja.” Niall tersenyum tanpa terlihat sedikitpun beban di wajahnya.
“gitarmu..” ujar Icha lirih.
“kau lebih penting.” Dan Niall Horan merasakan detak jantung Icha berdebar di dadanya.

“wow Niall what happen?” Liam langsung membantu Niall merebahkan icha di sofa.
“it’s not a big deal Liam haha. Just fell” she change her position and sit.
“here.” Niall memberikan Icha kotak p3k.
“thanks nialler haha. Wow do you smell this good aromatic? Bau macaroni panggang!” Icha mengedipkan sebelah matanya pada Niall dan lelaki blondie itu langsung berlari mengambil makaroninya.
“Kalian membuatnya?” ask Liam and help her heal her wound.
“haha ya. Niall ingin sekali makan macaroni panggang dan apa salahnya selama aku bisa membantunya memasakan makanan haha.”
“wow that’s great. He loves food you know that. And to meet a girl who loves to cook is what Niall hope for.”
“haha and the girl should be very lucky.” Icha menambahkan. Liam menaikkan sebelah bibirnya dan mengangguk-angguk.
“IT’S DELICIOUS!” teriak Niall dari ruang dapur.
“HOLLY GOD WHAT IS THIS? OH MY GOD IT’S SO FREAKING DELICIOUS!” Niall berjalan cepat menghampiri Liam dan Icha.
“can I taste it?”
“it’s really hard for me liam, to be honest. But you should try it! The best taste ever. What do you put on this cake?” Niall menyendokan sesendok macaroni panggang itu ke mulut Liam.
“NOT WITH SPOON!” Liam kemudian berlari ke dapur dan mengambil garpu.
“haha that’s what I mean.” Niall cepat-cepat memasukan makanan itu lagi ke mulutnya.
“Kau mau mencobanya?” tawar Niall. Oke ini ‘sesuatu’. Niall is overing his food.
“tanganku kotor. Kau saja yang memakannya. Bagilah Liam akan kubuatkan lagi nanti jika kau mau.”
“sudahlah. Buka mulutmu. Kau tidak lupa bukan bahwa aku ikut andil dalam pembuatan makanan ini haha.” Icha membuka mulutnya dan Niall menyuapi Icha dengan penuh kelembutan.
“bagaimana?”
“wow I’m not making very delicious baked macaroni, to be honest. But this is different”
“tentu saja karena kita yang membuatnya haha. Kau mau lagi?” dapat dirasakan jantung icha berhenti sebentar tiap kali Niall mengajaknya bicara. Apalagi menawarkannya makanan. Icha membuka mulut lagi. Niall menyuapinya lagi dengan kelembutan yang sama. Dia tersenyum.
“Niall aku mau.” Ujar Liam dengan garpu di tangannya.
“hmmm here.” Baru kali in Niall ikhlas dalam berbagi makanan. Memanglah cinta itu dapat mengubah sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.

Niall Horan Love Story (part 3)

Icha mengantar kepergian the boys ke bandara. Sudah resmi Icha menjadi the next video clip model dan dia sudah menandatangani surat kontrak. Setelah tour berakhir, More Than This video akan langsung dibuat. Jadi, icha akan bertemu lagi dengan the boys.
Jam 9 malam Icha sudah kembali lagi ke apartementnya. Foto-foto mereka di pantai tadi, foto bersama Nora, Niall, semuanya indah dan lucu-lucu. Icha langsung membuka laptopnya untuk melihat perkembangan informasi tentangnya dan niall yang terjadi di twitter.
“jeeez. Followersku bertambah 11k orang?! Mentionku pasti melendak.”
Dilihatnya banyak sekali mention untuknya.
“what’s this? ’are you and @NiallOfficial dating?’ lol I hope so btch.”
“and this ‘back off and keep your hand from my Niall!’ lol I just can’t. he’s too touchy.”
Icha membuka profil twitter Harry dan Niall.
“harry… ‘@Harry_Styles fyi guys. She’s our next video clip model. And please let my baby nandos grow up aha he’s still yours xx’ Lol Harry I love you. So, am I going to have a boyfriend? Haha no no. tetap santai cha. Jangan cepet GR. Ini tweetnya niall apa ya?
‘haha it’s cute how you guys put her on trending topics. No guys, she’s my new friend. And there’s nothing goes wrong to have a new friend huh. Still love you guys a lot xx’
Aaaaah  Niall you’re cute! So manly.” Gadis berwajah cantik ini pun larut dengan laptopnya.

Sudah 2 hari setelah kepulangan the boys. Icha tetap bekerja di toko roti itu tapi dunia twitter heboh akan pekerjaan Icha ini. kau tahu. Icha bukan dari keluarga miskin. Ayahnya bekerja di perusahaan perminyakan dan itu sangat luar biasa gajinya. Icha hanya ingin bekerja. Itu saja.
Tetapi suatu hari Icha mendapatkan telepon dari Paul.
“yeah Paul?”
“Icha, kurasa kau harus berhenti bekerja di toko itu. Dan pulang ke rumah orang tuamu. Kau tidak aman sendirian di sana.”
“Tapi..”
“kau tenang saja. Aku akan membelikanmu tiket menuju Nottingham. Kami akan menjemputmu di rumah orang tuamu ketika tour selesai. Bagaimana?
“bagaimana dengan kuliahku? Ya aku sedang libur memang. Tapi akan berakhir 5 hari lagi.”
“listen. Kehidupanmu berubah setelah kau bertemu Nora. Kau cantik, percayalah setelah ini kau akan terkenal di dunia entertain. Kau bisa menjadi model seperti Eleanor.”
“hmm, baiklah Paul. Kapan aku berangkat menuju Nottingham?”
“malam ini. Ku jamin kau sangat rindu orang tuamu bukan? Bersiaplah.”
Sambungan telepon berakhir. Icha menyandarkan punggungnya di tembok dan mendesah keras.
“apa ini? aku tak percaya. Ini mustahil.kenapa mereka bisa langsung percaya padaku? Ini tidak adil bagi directioner lainnya. Mereka pantas membenciku…
Tapi.. tidak. Inilah yang namanya takdir. Kalau saja tak kutemui Nora dan berbincang padanya siang itu, ini tidak akan terjadi. Jujur, sebelum aku tahu kalau Nora adalah adik Niall, aku sudah menyukai gadis kecil itu. Ya Tuhan. Secepat inikah hidupku berubah? Aku terkenal di publik. Hal yang selama ini tidak pernah terlintas di pikiranku. Aku orang paling beruntung sedunia.”
***

“Ichaaa. Selamat datang kembali nak! mama sangat merindukanmu.” Anggra, ibu Icha memeluk erat tubuh anak semata wayangnya itu.
“aku kangen sekali rumah, ma. Papa mana?”
“Papa kerja sayang. Ini masih siang, kau ada-ada saja. Mama tidak percaya kau seterkenal ini sayang! Mama membaca semua beritamu di majalah, internet, dan media lainnya. Kau bertemu Niall horan dan dikabarkan menjalin hubungan dengannya! Kau juga menjadi model video clip mereka.”
“Aku juga tidak bisa percaya ma. Tapi itu semua benar. Dan untuk menjalin hubungan itu, itu tidak ma. Aku dan Niall baru bertemu sebentar sekali dan kurasa hal itu terlalu berlebihan.”
“ah duduklah nak. Kau mau kubuatkan coklat panas? Atau jus? Kau sudah mengabari pihak one direction kalau kau sudah sampai Nottingham?”
“tenang ma. Aku baru saja mengirim pesan pada Paul.” Anggra meletakkan segelas penuh jus melon untuk anaknya.
“bagaimana ceritanya kau bisa bertemu mereka? Dan apa yang membuat mereka memilihmu untuk menjadi model? Kau baru beberapa hari bertemu mereka bukan?”
“hhhh aku juga tidak tau,mom.” Icha meminum jusnya.
“mungkin karena kau sangat cantik sayang. Dan kebaikanmu.”
“ah mom. Banyak orang yang cantik selain aku.”
“tapi kau baik, dan tidak semua orang cantik itu baik.” Anggra mengelus rambut putrinya.
“tapi mom, ini terlalu berlebihan. Mereka terlalu cepat menilaiku. Kenapa mreka tidak mengambil model yang sudah terkenal saja. Look mom, aku Cuma mahasiswi biasa. Bukan model atau semacamnya.”
“kau tahu kenapa?” anggra tersenyum menatap putrinya. Icha menggeleng pelan dan mengangkat bahu.
“karena Tuhan telah menuliskannya untukmu. Mungkin kau terlihat special dan kau asik. Mungkin the boys nyaman denganmu dan meminta kau untuk menjadi model video klip mereka. Mereka ingin mengenalmu lebih jauh.”
“tapi ini tidak adil. Tidak masuk akal. Aku tidak special sama sekali.”
“kau terlalu baik sayang. Bersiaplah karena kau harus menghadapi perubahan ini. aku akan selalu mendukungmu.” Anggra mencium kening Icha dan pergi ke dapur.
“dengar sayang, jika ini berat bagimu, belum terlambat untuk mengatakan tidak.” Ucapan ibunya itu, membuat Icha berfikir. “mom aku di kamar jika kau butuh sesuatu.” ujarnya dengan suara yang agak di besarkan. Agar mamanya dengar.

Icha merebahkan dirinya dan mulai memasang headset iPodnya. Lagu One Direction mengalun. Icha pun tertidur.

“kau special… kau cantik… takdirmu adalah menjadi milikku… aku mencintaimu…”
DEGH! Icha terbangun. “mimpi itu…” gumamnya.
Icha bermimpi Niall mengucapkan kata-kata tadi di sebuah amusement park. Dia tersenyum. “Niall..” lirihnya kemudian. Dilihat jam tangannya yang belum dilepas. Icha tertidur 2 jam. “cling!” bbnya berbunyi.
“kau sudah sampai huh?” Niall mengirimkan bbm untuknya. Tiba-tiba dadanya bergetar lagi. Mimpi, terbangun dan Niall tiba-tiba mengirimkan bbm.
“iya. Senang rasanya akan bertemu dengan kau lagi :)” balasnya sigap.
“yeah. Istirahatlah. Kau akan merindukannya ketika kau bekerja dengan kami nanti.”
“hah Niall. Bagaimana keadaan Nora? Dan sedang apa kau sekarang?”
“Nora baik dia sedang tidur. Aku.. tidak ada. Hanya sedang berfikir.”
“apa yang kau fikirkan?”
“kenapa kau begitu baik tidak membeberkan pin bb ku haha”
“LOL kau mau aku melakukannya?”
“tidak. Aku jamin kau tidak akan melakukannya. Aku percaya padamu.”
“hmm apa yang membuat kau bisa begitu percaya? Ingat kita baru bertemu.”
“aku tidak tahu. Aku hanya.. percaya saja. Matamu terlihat baik. Ya kau baik. Kau berbeda. Aku yakin the boys merasakannya juga.”
“kau berlebihan.”
“tidak. Dan kau tidak akan merusaknya kan?”
“merusak apa?”
“kau tahu maksduku.”
“kepercayaanmu?”
“menurutmu?”
“aku bukan badan intelegen atau apa. Tapi aku jamin pin bb mu tetap aman.”
“ku anggap itu sebuah jawaban haha.”
“kau lucu :)”
“dan kau suka itu haha”
“kau tertawa terus, niall”
“karena kau suka kalau aku tertawa. LOL joke. Aku harus bersiap untuk konser malam ini. kau jangan lupa beristirahat ya :)”
“akan kulakukan. thanks:)”

Icha merasakan jantungnya berdegup 5x lebih cepat dari biasanya. Senyum tak pernah hilang dari wajahnya.

“mom, aku memutuskan untuk tetap berada pada jalur ini.” ujar icha sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“apa yang membuatmu tiba-tiba yakin? Kau terlihat sangat bimbang tadi.” Icha tertawa.
“aku tidak tahu. Tapi kurasa, Niall Horan menyukaiku.”
“wow, jangan terlalu cepat sayang. Aku tidak ingin melihatmu sakit hati.”
“yes mommy. Aku hanya sangat senang mendapatkan bbm darinya. Dia lucu.”
“aku akan selalu mendukungmu sayang.” Mereka pun berpelukan.

Niall Horan Love Story (part 2)

Konser malam ini berlangsung sangat lancar di Australia.
Niall merebahkan tubuhnya di ranjang kamar hotelnya dan melihat Nora sedang bermain dengan BB Niall.
“Nora, kau tahu?”
“apa?” Nora tidak mengalihkan pandangannya dari layar BB Niall.
“Kau adik yang sangat manis……dan nakal.” Niall menggelitiki Nora sampai Nora hampir menangis.
“aaaaah jangan menangiiiiis.” Niall menciumi pipi adiknya. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. oh itu Harry. Niall lupa mengunci pintu.
“Oh Nora Nora…… my sweet little sister, kemana saja kau tadi? Kami khawatir.” Nora memeluk Harry dan Harry membalas pelukan kecilnya itu.
“aaaah apakah aku lupa memberitahu kalian sesuatu? Aku baru ingat tentang ini.”
“apa itu Nora?” tanya Harry dan mendudukan Nora di pangkuannya.
“di toko roti tadi. aku bertemu seorang pelayan yang baik. Aku bilang padanya kalau aku tersesat dan dia mencoba mengantarku pulang setelah membayar roti itu pakai uangnya. Tapi dia juga tidak punya uang dan kak Niall bilang aku tidak boleh membeberkan alamat rumah kami. Jadinya kami berbincang.”
“ohya? Apa yang kalian bicarakan? Kalau kakakmu seorang artis?” tanya Harry.
“tidak. Dia bahkan tidak tahu aku adik Niall Horan. Aku hanya menceritakan kalau aku punya seorang kakak yang baik sekali dan sayang padaku. Dan kau tau kak Harry? Pelayan itu sangat cantik! Dia mempunyai rambut kecoklatan yang lurus dan tebal. Matanya coklat dan badannya indah! Dia seharusnya jadi seorang model, aku bersumpah. Aku ingin bertemu dengannya lagi. Dia mirip seperti kak Eleanor bahkan lebih cantik.” Nora sangat bersemangat.
“wow, Niall.” Harry menatap Niall yang sedang fokus pada BB nya.
“Niall! Adikmu sedang bercerita” Harry menendang kaki Niall.
“ya Harry aku tahu. Dan siapa namanya? Kau tidak menjajikan hal yang tidak tidak kan Nora?”
“tentu saja! Aku berjanji padanya untuk mempertemukanmu dengan pelayan cantik itu! Kakak harus bertemu dengannya! Dia sangat cantik aku bersumpah!” Nora menggegam tangan Niall.
Niall hanya memandang Nora dengan tatapan flat.
“dasar kau badung. Harry ini semua gara-gara kau.” Niall menjambak rambut Harry. Bercanda.
“kenapa aku? Apa salahku?” Harry berteriak manja.
“adikku badung gara-gara kau selalu bersamanyaaa haha. Apa yang kau ajarkan pada adikku hah? Nora katakan padaku kau tidak menjanjikan hal itu.” Niall berlutut di depan Nora yang tingginya hanya sekitar pinggang Niall. Nora menghisap jari telunjuknya, menandakan kalau Nora memang menjanjikan hal itu pada si pelayan.

“kapan?”
“aku tidak bilang kapan. Aku hanya bilang aku berjanji kalian akan bertemu.”
“bagaimana ini Harry?” Harry mengangkat bahu.
“apa salahnya. Nora juga bilang dia cantik. Temui saja. Anggap saja dia fansmu.” Hazza meninggalkan kamar Niall.
“selamat beristirahat kalian.” Harry menutup pintu dan Niall menguncinya.
“kau yakin dia tidak mengenalku?”
“aku yakin dia mengenalmu tapi aku juga yakin dia tidak tahu kalau dia akan bertemu denganm.”
“bagaimana kau tahu dia orang baik?”
“matanya. Aku suka tatapannya. Kakak bilang mata seseorang tak pernah bohong.” Niall terlihat seperti berfikir.
“baiklah janji adalah janji. Kita akan bertemu dengannya besok. Lebih cepat ini berakhir maka lebih baik.”
“Ku rasa ini tidak berakhir dengan cepat haha” Nora membenamkan wajahnya di bawah bantal.
“apa maksudmu, gendut?”
“kau akan menyukainya.” Dia menggigit kembali telunjuknya.
“kau yakin? Haha tidur tidur! Cepat masuk ke dalam selimutmu atau monster akan menempatinyaa raaawwwrrr.” Nora segera membenamkan tubuhnya dalam selimut dan tertidur. Niall tersenyum. Menjatuhkan badannya di ranjang sebelah Nora.
“Nora, kau nakal…” Niall memejamkan matanya.

***

BB Niall berdering. Liam.
“hallo?” suara Niall masih serak karena baru bangun.
“jangan biarkan Harry menghabiskan jatah makanmu. Ke kamarku sekarang. Paul baru saja membelikan kita makanan dari nandos haha.”
“aaaaaah” Niall mendudukkan badannya dan melihat Nora masih terlelap.
“maafkan aku Nora jika kau terganggu.” Niall menggendong Nora dan membawanya ke kamar Liam.
“Morning sexy beast! Oh dia masih tidur.” Louis menghampiri Niall dan menggendong Nora untuk di letakkan di tempat tidur Liam.
“hati-hati Louis. Jangan membangunkannya.” Ujar Liam.
“Guys. Aku harus pergi bersama Nora siang ini ke toko roti kemarin.” Niall memasukkan makanan ke mulutnya.
“untuk apa?” tanya Liam.
“hhhhh ceritanya panjang.” Niall pun menceritakan semuanya pada the boys.
“kau mau aku menemanimu? Aku ikut penasaran dengan wanita ini. Mungkin saja Nora benar kalau wanita ini sangat cantik. Kau bisa mengajaknya kencan, Niall. hahaha” ujar Harry.
“Aku juga berfikiran seperti itu.” sambung Zayn dan diikuti tawa Liam dan Louis.
“that sounds good haha. Sorry guys for Nora.”
“it’s okay. Kita harus membawa wanita itu ke suatu tempat haha. Aku ingin tempat yang lebih nyaman. Pantai misalnya?” usul Louis.
“wow, ide yang bagus. Dia pasti akan sangat senang.” Zayn tersenyum.

***

Nora turun bersama Paul dari mobil dan berlari masuk ke dalam toko roti tempatnya kemarin. The boys menunggu di dalam mobil.
“paul, itu dia!” Nora berlari menghampiri Icha.
“kak!” Nora mengejutkan Icha yang sedang mengepel lantai.
“Nora?” Icha sedikit terkejut tetapi dia senang melihat Nora lagi.
“aku sudah berjanji bukan bahwa kau harus menemui kakakku? Dia punya waktu luang siang ini. Pergilah makan siang bersama kami di pantai.”
“tapi.. kakakmu..”
“ayolah kak….Icha. Mobilnya sudah di depan. Kau tinggal mengganti bajumu dan kita langsung berangkat.” Nora mengeja bet nama di baju Icha dan menarik tangannya.
Icha melihat ke mobil yang di parkir di depan toko rotinya. Hati kecilnya menjerit kegirangan apalagi setelah melihat Paul berdiri di belakang nora. Terdengar orang-orang berbisik dan sepertinya mulai menyadari keberadaan the boys. Icha langsung pamit pulang dan mengganti bajunya. Skinny jeans dan kaos putih polos.
“Nona, pakailah ini.” Paul menyodorkan kacamata hitam pada icha. Agar terhindar dari paparazzi mungkin. Dengan senyum manis, Icha mengambil kacamata tersebut dan memakainya. Keluar dari pintu belakang. rambut coklat panjangnya yang tergerai tertiup angin. Seperti model. Mereka bertiga berjalan menuju mobil.

The Boys Pov.
“SHIT! THAT….. THAT GIRL? SHE’S A WEITRES?” harry menunjuk kearah Icha yang sedang membenarkan rambutnya yang terkena angin.
“Look niall. She’s beautiful.” Zayn mengangkat wajah Niall yang sedari tadi hanya melihat layar BB nya. Niall speechless.
“Nora you’re genius.” Liam tersenyum sambil menutup mulut Louis yang melongo.
“They’re coming! Keep cool! And say hi!”

Paul membukakan pintu untuk Nora dan Icha. Louis, Zayn dan Harry di kursi belakang. Liam di depan memangku Nora. Dan Niall dan Icha di kursi tengah.
“HI!” ucap the boys serempak ketika icha mendudukan dirinya di sebelah Niall. Icha tau dirinya sedari tadi bergetar dan ini merupakan puncaknya. IMPOSSIBLE. INI TIDAK MUNGKIN TERJADI! Batinnya.
“What’s your name?” tanya zayn.
“oh God. Katakan padaku ini mimpi.” Icha mendapatkan penglihatannya kabur karena airmata yang tergenang.
“oh please don’t cry. Anggap kita temanmu. Kita juga remaja biasa sama sepertimu.” Niall mengangkat tangannya di depan dadanya.
“Kak Icha jangan menangis.” Nora melihat kebelakang.
“I just can’t believe this. What is air? This is Niall Horan? Zayn? Liam Louis harry?”
“iya kak. Kak Niall adalah kakakku.” Nora dengan bangga memperkenalkan kakaknya.
“thanks kau menolong adikku untuk tetap tenang kemarin. What’s your name by the way?”
“Gosh I’m icha. Hello guys I’m icha. Um, can you tell me how to breath?”
“lol just breath. Take a deep breath and let it blow. Santai aja cha. Kita teman, okay.” Icha pun lama-kelamaan terbiasa dengan keadaan itu. Sudah bisa tenang dan bercanda dengan mereka. Niall jarang bicara. Dia hanya memperhatikan gerak-gerik Icha.

*sampai di pantai*
“whoaaah anginnya kenceng banget” Icha memegangi rambutnya.
“udah gausah dipegangin begitu. Cantikan kalo dilepas aja.” Ujar Niall tanpa basa basi dan langsung berjalan sendirian kearah pantai. Icha hanya membiarkan dadanya bergemuruh seperti ombak di ujung sana. NIALL HORAN IS HER FAVOURITE.
Terlihat Nora mengejar dan memanggil kakaknya di depan sana. Niall melihat kebelakang dan langsung menggandeng adiknya.
“have fun, cha.” Liam menepuk pundak Icha yang daritadi hanya berdiri.
“ayo, cha. Kenapa bengong?” Zayn menarik tangan Icha agar berjalan. Semua orang di pantai mulai ribut. Ada yang foto bareng, minta tanda tangan, semuanya. Tetapi tentu saja di pantai itu ada orang dari kru One Direction yang menajaga.
Liam dan Louis berselancar. Harry dan Zayn makan di pondok di pantai itu. Niall dan Nora sedang menggambar-gambar di pasir. Sambil makan tentu saja.
Icha duduk bersama Paul di pondok yang sama dengan zayn dan Harry.
“bagaimana perasaanmu? Kau adalah wanita paling beruntung.” Paul angkat bicara.
“ya aku tau itu. Aku hanya seorang pelayan di toko roti. Dan aku sangat bangga dengan pekerjaan itu. Paul apakah aku bermimpi? Jika ya, aku tak ingin bangun lagi.”
“nope. Bukalah matamu. Ini nyata. Lihat niall datang kearah sini. Sebaiknya aku pergi haha. Enjoy your time, cha. Never lose hope. Mereka Cuma remaja biasa sama sepertimu.” Paul mengedipkan matanya penuh arti. Icha hampir bisa mendengar bunyi jantungnya ketika sinar matahari menyinari wajah Niall dengan sunglasses bertengger dihidungnya. Niall berjalan kearahnya! Hold your breath.
“So, we haven’t talked a lot yet.” Niall duduk disamping icha.
“yeah haha.”
“kamu tinggal dimana?”
“Aku tinggal tak jauh dari toko roti itu. Aku tinggal di apartment kecil. Orang tuaku di Nottingham. We’re separated.” Tanpa ragu Icha menceritakannya.
“kenapa kau pergi begitu jauh?”
“aku dapat beasiswa di unniversitas di Aussie. Jadi aku tinggal disini. Aku bekerja di toko roti itu untuk tambahan uang jajanku haha. Dan kuliahku sedang libur jadi aku punya banyak waktu luang untuk bermain dan kerja. You know, part time.”
“wow. Jadi orang tuamu kerja? Kau punya saudara?”
“yap. Ayahku bekerja di perusahaan perminyakan. Ibuku sering mengunjungiku disini. Aku tidak memiliki saudara. Adikku meninggal. Kalau saja dia masih hidup, dia pasti seumuran dengan Nora.”
“I’m sorry to hear that. Nora juga sebenarnya…”
“apa?”
“apakah kau directioner?”
“yes I am. Kenapa Niall?”
“kau pernah cari informasi di google tentang keluargaku?”
“yeah. Your parents separated. Dan yang aku heran, mereka tidak sedikitpun menyebutkan kalau kau punya adik.”
“exactly. Nora, sebenarnya anak ibuku dari ayah yang berbeda. Kau tau kan berita miris itu? Aku lalu membawa Nora ke Mullingar bersama ayah dan kakakku Greg. Tapi aku bersumpah aku sangat menyayangi Nora.”
“ya Niall. Aku bisa melihatnya.”
“hmm.. apakah kau sendirian di Aussie?”
“yeah, tapi aku punya beberapa teman dan…”
“haha I know.”
“what?”
“boyfriend  huh?”
“jeeeez, no. I don’t have any.”
“you’re beautiful. Kenapa tidak punya?”
“aku hanya ingin menunggu seseorang yang tepat. Seperti, yah peduli padaku, sayang, dan… hey kenapa aku curhat? Haha”
“no no. let me hear you.” Tiba-tiba pipi Icha memerah.
“wow you’re blushing? Hahaha.” Nial tertawa. Itu adalah suatu bagi icha. Mendengar Niall tertawa seperti menyejukan hati.
“so Niall, you’re leaving tonight huh?”
“yea buddie. You know that.”
“aku tak ingin ini semua berakhir begitu cepat. Tapi tak ada yang bisa hentikan waktu. Bersama Nora, kau dan the boys adalah hal paling asik selama aku hidup.”
“santailah, cha. Kita bisa bertemu lagi kapan-kapan. Kau tahu? Kurasa Nora jatuh cinta padamu. Dia selalu berbicara tentangmu seperti kau adalah seorang idola baginya. Dan dia bilang dia ingin punya rambut sepertimu. Dan mata birunya ingin diubah jadi coklat just like yours haha.”
“oh Nora cantik sekali. Kurasa mata dan bagian bibirnya mirip denganmu.”
“haha ya. Aku menyadarinya. Bagaimanapun dia adikku.” Niall membuka twitter bb nya. Icha hanya diam memandang pasir.
“Holly God!!”
“Kenapa niall? Ada apa?”
“kurasa paparazzi menangkap gambarmu. Lihatlah foto ini. Dan kalimatnya. Terkadang aku lelah. Mereka terlalu berlebihan. Kau mau melihatnya? Aku percaya padamu. Aku ingin membeli minuman sebentar. Wait a minute.”
Apapun bisa dilakukan oleh icha saat ini. Dia bisa saja mem-follow dirinya atau tweet sesuatu menggunakan akun @NiallOfficial. Tetapi kalimat ‘Aku percaya Padamu’ yang di lontarkan Niall tadi, membuat icha hanya diam memperhatikan mention yang datang. ‘Niall Horan dating a beautiful girl on Beach pic.twitterncsochs46’ Icha tidak bisa percaya ini. Sebentar saja dirinya terkenal. Ada kalimat yang tidak menyukai ini, dan ada juga yang setuju melihat Niall dengan Icha.
‘@NiallOfficial SHE’S BEAUTIFUL! WHO IS SHE? SHE’S BEAUTIFUL WHAT’S HER TWITTER?’
‘look at this pic. The boys and @NiallOfficial with stranger on the beach. She’s not an artist. Who the hell is she?’
‘holly shit! Go away from my @NiallOfficial btch.’
‘I GOT IT! HER TWITTER USERNAME IS @iShipNicha! She’s a fucking lucky directioner! But what is going on with this @NiallOfficial?’
Dan banyak lagi. Niall pun kembali.
“kau terlihat tegang?”
“maaf aku membaca beberapa mentionmu. Mereka sepertinya tidak suka denganku.”
“they’re just jealous. Keep calm.”
“what should I do?”
“don’t think about it too much. Just enjoy the time with us. With me.” Niall tersenyum dan menggandeng tangan Icha menuju tempat the boys yang lainnya.
“Niall, kau menggandeng tanganku.”
“oh maaf.” Niall melepaskannya. Ah Niall, jangan lepaskan. Maksduku kalau ada yang mengambil gambar itu lagi bagaimana?

“wowwooooo jadi Niall pdkt ya? Hahaha” goda Louis.
“oh my son grown up.” Liam memeluk Niall.
“eh apa-apaan kalian. Aku hanya berbincang.”
“kau pikir aku tak melihatmu? Kau begitu banyak tertawa bersama Icha. Aku bahkan mempublish nya hahaha”
“Jadi itu kau Harry?” tanya Niall.
“nah. Aku baru saja semenit yang lalu mempublish fotomu. Just to make them sure. Aku melihat keributan itu di twitter dan trending topicnya. Jadi aku bilang pada semuanya bahwa kalian hanya teman tapi sedang berusaha menjalin hubungan hahahaha sorry Niall. But I think you do enjoy your every second with her. We know you, Nialler. And that sight.” Semua memandang niall dan Icha. Entah apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan icha saat ini tak ada yang tahu. Dead inside, maybe haha.
Niall hanya tertawa girang menanggapi serentetan kalimat maut Harry barusan. Seperti meng-iya-kan perkataan lelaki keriting itu.
“so, jangan khawatir cha soal death treat mereka. Karena kami semua telah sepakat untuk mengajakmu sebagai model video klip kita selanjutnya.” Tukas Zayn dan diikuti tepuk tangan heboh Louis.
Niall memandang Icha yang kaget bukan main. dan tersenyum lembut padanya.
“thanks Nora. Adik badungku.” Ucap Niall dalam hati dan langsung menggendong Nora yang sedari tadi memandang Icha kagum.

Sabtu, 23 Juni 2012

Niall Horan Love Story (part 1)

“Adik, kau harus membayar kue itu.” ujar seorang pelayan muda kepada seorang gadis kecil cantik berambut coklat dan bermata biru.
“aku tidak punya uang.” Jawab gadis kecil ini tanpa merasa bersalah.
“tapi kau harus membayarnya. Kau sudah memakan kue itu.” bujuk pelayan ini tetap lembut.
“atau kau bisa memanggil orang tuamu untuk membayarnya. Dimana mereka?” tanya pelayan ini lagi.
“aku tidak punya orang tua.”
“…… lalu dengan siapa kau kesini?”
“aku tersesat.”
“dimana rumahmu?”
“kata kakak, aku tidak boleh membiarkan orang lain memberitahunya.”
“kau punya kakak?”
“ehem.”
“kau bisa menelepon kakakmu untuk datang kesini. Aku akan meminjamkan hp ku.”
“kenapa tidak kau bayarkan saja kue itu untukku?” gadis itu memandang si pelayan polos. Pelayan pun terdiam.
“aku juga tidak punya uang. Sekarang beritahu aku nomor handphone kakakmu.”
“tidak bisa.”
“kenapa tidak? Kau tak tau nomor kakakmu?”
“aku tau. Tapi tidak akan memberitahukanmu.” Sang pelayan pun terlihat sedikit gusar. Kesabarannya perlahan menipis.
“kau pintar, kau cantik. Nah, sekarang aku hanya ingin berbicara dengan kakakmu.” Pelayan pun tersenyum manis. Gadis kecil itu terlihat sedang berfikir.
“kalaupun kau meneleponnya sekarang, dia tak akan menjawab. Dia sedang sibuk dan aku tak ingin mengganggunya.” Dia menggaruk kepalanya yang tertutupi topi musim dingin.
Si pelayan muda cantik ini pun terlihat bingung. Dia ingin membayar kue yang telah dimakan anak kecil itu tetapi dirinya sendiri tidak punya uang karena dompetnya ketinggalan di rumah. Lagipula anak ini tersesat.
“boleh aku tinggal di sini sebentar?” tanya anak kecil itu sambil melemparkan tatapan memohon pada pelayan ini.
“tentu.. tapi.. kau sedang menunggu sesuatu ya?” pelayan pun ikut duduk.
“hem. Aku menunggu kakakku. Aku yakin dia akan mencariku. Maaf kak untuk perdebatan kecil tadi, tapi kakak tenang saja kakakku akan datang dan membayar semuanya.” Dia tersenyum dibalik topi musim dinginnya yang tebal. Imut sekali.
“kalau aku boleh tahu, kakakmu sibuk apa? Sampai-sampai adiknya tidak diperhatikan?”
“dia selalu memperhatikanku. Aku tau dia sangat sayang padaku. Aku sedih kalau melihat dia tengah melamun. Entah apa yang dilamunkan. Tetapi kurasa dia butuh seseorang. Dia selalu sibuk tapi disela kesibukannya dia pasti akan meneleponku hanya untuk menanyakan apakah aku sudah mandi atau belum. Dia pulang membawakan banyak makanan untukku. Tapi hari ini kurasa dia sangat sibuk sekali sampai-sampai aku bisa lepas haha. Aku nakal ya? Aku adik yang nakal.” anak itu menggoyangkan kaki-kakinya yang kecil. Icha, sang pelayan hanya menggeleng pelan. Banyak pertanyaan kecil yang berlarian di kepalanya. Dia sangat pensaran dengan kehidupan anak kecil ini. Penampilannya tidak seperti pengemis atau orang tidak mampu. Penampilan gadis kecil ini sangat terlihat seperti orang kaya. Membuat Icha semakin penasaran sehebat apa kakaknya bisa menghidupi adiknya dengan begitu mapan pedahal orang tuanya sudah tidak ada.
“kakakmu sudah menikah ya? Oiya siapa namamu?”
“aku Nora. haha tidak. Dia masih sangat muda dan tampan sekali. Umurnya 19. Aku yakin kau mengenalnya. Sangat yakin.”
“kenapa kau bisa begitu yakin?” Icha semakin larut dalam pertanyaan. Nora hanya mengangkat bahunya dan tersenyum. “Kau orang yang baik, kak. Dan cantik. Aku berjanji kau akan bertemu dengan kakakku. Aku janji.” Tawanya yang kecil membuat Icha merasa senang. Senang rasanya bisa berkenalan dengan gadis misterius ini. Icha merasa anak ini akan menjadi sahabat kecilnya. Karena setiap tatapan yang diberikan oleh anak ini memberikan berjuta pertanyaan di benak Icha, seperti ada rajutan tali yang tengah dibuat.
Pemilik toko roti tiba-tiba memanggil Icha untuk menyampaikan sesuatu.
“sebentar ya Nora kecil. Aku akan kembali.” Icha mengelus pundak Nora dan berlari kecil menemui atasannya.
Tak lama setelah itu, dia kembali dan mendapati Nora sudah tidak ada di tempat mereka berbincang tadi. Icha pun bertanya kepada kasir dan dia bilang Nora dijemput oleh 2 orang lelaki tampan dengan mobil mewah dan seorang mudigat.
“bagaimana rupa lelaki yang menjemputnya?” tanya Icha pada sang kasir.
“dia memakai topi merah dan kacamata hitam. Dia langsung menggendong anak kecil itu ketika melihatnya. Yang satunya terlihat seperti Zayn Malik. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya karena yang membayar adalah mudigatnya bukan lelaki bertopi merah itu.”
“benarkah?”
“ya, dan mereka personil One Direction, kau tahu itu. Malam ini mereka konser di Negara kita. Beberapa orang meminta foto. Aku tidak terlalu yakin tapi kudengar teriakan kecil seperti ‘Niall Niall’ saat dia keluar toko ini. Kau beruntung sekali jika dia benar Niall Horan haha. Atau dia Liam? Louis? Tidak tahu. Tapi sepertinya Niall.”
“aku beruntung?”
“heloo kau berbicara pada adik seorang Niall Horan.” Kasir itu tertawa ramah dan kembali berinteraksi kepada pelanggan yang hendak membayar.
Icha terpaku diam membisu.

***

Niall’s Pov
“kenapa kau pergi tidak memberitahuku dulu? Kau bisa bilang padaku kalau kau lapar. Kau tahu kau dalam bahaya. Kau bisa saja diculik. Ini Negara orang, Nora. Bagaimana bisa kau kabur begitu saja?” Niall memeluk Nora kecil.
“Aku hanya ingin mencari angin tadi. Dan aku bosan bermain bersama Lux. Aku pun berjalan-jalan dan aroma kue dari toko itu membuatku lapar. Lagipula aku tidak ingin melihat kakak terganggu. Kakak sibuk.”
“Nora, sesibuk apapun kakakmu ini, aku tidak akan membiarkan perut adikku kosong dan kelaparan. Kau bisa meminta apapun yang kau mau untuk kau makan. Tolong jangan ulangi ini lagi. Kalau saja tadi Zayn tidak melihatmu di toko ini, aku tak tau harus mencarimu kemana. Kau hanya anak kecil berumur 6 tahun Nora. Apapun bisa terjadi.”
“maaf kak. Tapi kakak yang bersamaku tadi baik sekali. Aku sangat nyaman bersamanya dan dia..cantik.”
“Dia tau siapa kau?”
“tidak. Dia tidak tahu kalau aku adik kakak. dan aku bersumpah aku tidak memberikan nomor telepon kakak dan hotel apa yang kita tempati.”
Niall terlihat sangat khawatir akan adiknya. Nora selalu dibawa oleh Niall ketika tour. Tadi Niall berbincang dengan the boys dan Nora bermian dengan Lux. Beberapa saat kemudian Nora bosan dan memutuskan untuk bermain-main. Kenapa semua orang lengah menjaga Nora? Niall merasa bersalah dan berjanji pada adiknya untuk selalu bersamanya dan memberikan apapun yang adiknya inginkan.
Mungkin public tidak tahu mengenai ini. Public tidak pernah tau kalau Niall Horan memiliki seorang adik kecil bernama Nora. Kau tahu kedua orang tua Niall bercerai ketiak dia masih berumur 5 tahun. Niall dan kakaknya Greg tinggal bersama ayahnya Bobby, sementara ibunya menikah lagi dan lahirlah Nora kecil ini.
Ketika Niall berlibur ke tempat ibunya, dia bertemu Nora dan merasa nyaman bermain dengan adik kecil itu. Dan ketika mereka tengah bermian di lapangan kecil, kecelakaan kecil terjadi di rumah ibu Niall. Membuat Nora kehilangan orang tuanya. Niall shock sekali saat itu dan memutuskan untuk membawa Nora ke rumahnya di Mullingar. Tahun-tahun berlalu. Bobby dan Greg menerima Nora dengan senang hati. Greg kakak Niall sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri. Sementara ayah Niall tetap bekerja seperti biasa dan tak ada yang menjaga Nora. Dan harus diakui, Nora hanya betah jika dia bersama Niall. Maka dari itu, Niall selalu membawa Nora ketika tour.
“Berjanjilah padaku untuk tidak melarikan diri seperti ini lagi. Percayalah padaku ketika kau bosan kau bisa mengajak ku atau teman-temanku untuk bermain. Kita juga butuh main, bukan begitu zayn?” Niall mengedipkan matanya pada Zayn dan membuka topi musim dingin Nora dan merapikan rambutnya.
“benar sekali, niall. Kita akan selalu menemanimu Nora. Percayalah pada kami dan berjanjilah kau tidak akan nakal lagi.” Zayn mencium kening Nora si cantik. Nora memeluk kedua lelaki tampan itu.
“dan kalau kau nakal lagi, aku akan menggigit bokongmu.” celoteh Paul dan semua tertawa.