Kamis, 19 Juli 2012

Niall Horan Love Story (Part 8)


Medy’s POV
Sejauh apapun jarak kami, sebanyak apapun orang yang menghalang, mata biru yang bersinar itu terlihat dan menusuk ke dalam mataku. Aku tersenyum sangat lebar dan segera berlari ke pemilik mata biru ini. Dia membuka tangannya dan aku segera masuk ke dalam dekapannya yang sangat hangat dan lembut. Aku membenam wajahku dalam lehernya. Tinggi badanku hampir sama dengan Niall. Dia hanya lebih tinggi sekitar 5-10 cm dariku.
Niall mencium dahiku dan kilatan cahaya kamera menangkap figure kami yang sedang berpelukan. Niall sepertinya tidak terlalu perduli, aku juga sebenarnya tidak terlalu peduli. Aku sangat merindukan lelaki ini dan aku hanya ingin berada di dalam pelukannya.

*

“want me to drive?” Niall menawarkan dirinya. Aku tersenyum dan memberikan kunci mobilku padanya. Dia membukakan pintu untukku seperti seorang gentlemen. Dan mengambil arah putar menuju kursi kemudi.
“they keep following us.” Niall menyalakan mobil dan langsung menginjak gas.
“liat ntar di twitter pasti rame deh haha.” Aku membuka jepitan rambutku dan membiarkan rambut panjangku tergerai. Kurapihkan sedikit rambutku menggunakan jemari.
“sexy.” Niall berbisik pada dirinya. Aku tersenyum dan membuang wajahku ke jendela agar dia tidak melihatku tersenyum sendiri. Aku pura-pura tidak mendengarnya.
“so where are we going?” tanyaku setelah berhasil menghilangkan warna merah merona pada wajahku. Lagu Believe Justin bieber pun terdengar ketika Niall menghidupkan radio.
“WOW what a coincident haha. Where are we going? Nandos? I’m starving” Niall melihatku sekilas dan tersenyum lalu memandang jalanan kembali.
“okay. I want chicken wings.” Aku memandang nakal ke arahnya dan dia mendengus.
“RIGHT! That’s my stuff we’ll order in a huge portion.” Dia membalas tatapan nakalku dengan tatapan yang lebih nakal dari yang kubayangkan.

Niall’s POV
“RIGHT! That’s my stuff we’ll order in a huge portion.” Aku membalas tatapan nakalnya. Medy menggigit bibir bawahnya membuat aku semakin melihatnya dengan tatapan lenih nakal lagi.
“niall stop it! Don’t you dare” Medy menyerah, menekan pipiku dengan sangat lembut agar aku melihat ke jalan lagi.
“watch your way.” ujarnya dengan kikikan kecil. Aku melepas tangan kananku dari stir dan mengelus rambutnya cepat. Dia menundukkan wajahnya. Kurasa dia malu.
Medy diam dan aku juga. Senyum belum lepas dari bibirnya. Hanya lagu Justin Bieber yang mengisi kehampaan mobil ini.
“wait..” Medy tiba-tiba mengangkat wajahnya untuk melihat jalanan lebih jelas.
“where are we?” Dia langsung melemparkan tatapan serius padaku.
“what?” aku mengangkat bahu sementara mengembalikan tatapanku kearah jalan kembali.
“You don’t exactly know where Nandos is!” dia mengulum bibirnya seperti menahan tawa. Aku akhirnya sadar, aku ada di Nottingham, bukan London. Dan aku tidak tahu daerah sini. Then we brust into laughing.

*

Medy’s POV

“Mama tadi perginya pas kamu mendarat. Jadinya aku nganterin mama papa ke bandara sekalian nungguin kamu landed.” Aku membuka kunci rumah dan kamu masuk kedalam rumahku yang harum.
“Wow, rumahmu harum. Wanginya sama kayak tangan kamu haha.” Niall meletakkan backpacknya di samping sofa dan merebahkan tubuhnya di atas sofa rumahku.
“emang pernah nyium tangan aku? Nope.” Aku berjalan menuju dapur untuk membuatkan Niall minuman. Niall menyalakan TV dan saat aku kembali, Niall sedang menguap. Aku tersenyum.
“kau lelah? Aku sudah menyiapkan kamar untukmu istirahat.” Aku meletakkan secangkir susu hangat di meja kecil di samping sofa dan duduk disampingnya.
Niall tersenyum dan meletakkan kepalanya di bahuku.
“have you got your parents’ permission?” Niall bertanya padaku sementara mengganti channel dan akhirnya mematikan TV karena tidak ada acara yang menarik. Kepalanya masih bersandar di bahu kiriku.
“ofcourse! Orang tuaku sangat senang mendengarnya. Dan mereka tidak perlu mengkhawatirkan keadaanku selama mereka pergi ke Italy.” Niall tertawa kecil dan aku merasa awkward. Dia berada di bahuku sekarang dan aku tak enak untuk bergerak. You know how it feels.
“I’ll tell your parents that I will protect you as long as they leave.” Niall melihat ke atas untuk menemukan mataku. Mata birunya hanya berjarak 3 senti dengan mataku.
“what a best friend I get here.” aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku. Aku merasakan bahuku menjadi ringan dan nafasnya yang hangat di pipiku. Sesuatu yang lembut menyentuh pipiku yang merah.
Niall menciumku.

*

Aku terbangun dan melihat jam diatas TV. Pukul 7 malam. Aku dan Niall tertidur di sofa selama 3 jam dan aku menemukan diriku berada di atas dada Niall sementara tangannya berada di atas pinggangku. Aku tersenyum simpul dan melihat wajah niall yang sedang tertidur.
Suara kecil terdengar dari bibirnya yang terbuka sedikit. Aku tersenyum lagi melihat wajahnya yang sempurna bahkan saat sedang tidur.
Aku tak berhenti menatap wajah Niall sampai matanya terbuka memperlihatkan mata biru yang bersinar.
“what are you doing?” suaranya yang serak karena habis bangun tidur, membuat jantungku berdetak kencang. aku suka betapa imutnya suara seorang lelaki ketika baru bangun tidur. Aku tertawa. Belum beranjak dari posisi awalku saat bangun tadi. tangan Niall juga masih berada di pinggangku.
”seeing an angel sleeping?” I asked in question. He giggle and kiss my cheek again. Hold me in his strong masculine arms.
“aku lapar tapi tak ingin beranjak dari posisi ini.” bisiknya di telingaku. Aku mempererat pelukanku dan dia mencium bagian atas kepalaku.
Ring….ring….
HP Niall berdering. Aku langsung bangun dari pelukannya sementara Niall merogoh kantung celanannya untuk mengambil HP.
“yeah Liam?” Niall membenarkan posisi duduknya sementara aku mengambil remore untuk menyalakan televisi.
“WHAT?!” he shouted at his phone as I turn my head towards him.
“what?!” I glare at him as he dropped down his jaw.


 A/N: What the hell was going on?!

Rabu, 18 Juli 2012

Niall Horan Love Story (Part 7)



Zayn masuk ke kamar Niall. Dilihatnya Niall sedang memasukkan beberapa baju kedalam tas ranselnya. “niall kau mau kemana?”
Niall mengangkat wajahnya dan melihat zayn berdiri tepat di hadapannya.
“aku mau ke Nottingham 3 hari, zayn.” Niall melanjutkan packing.
“ketemu Medy ya? Kau yakin pergi sendiri? Tak ingin ada yang mengantarmu?” zayn berjalan menuju cermin kamar Niall. Mengusap-usap dagunya yang telah ditumbuhi janggut tipis.
“tak apa. Directioners tidak seganas itu haha.” Niall meggeret restleting tasnya. “selesai hahahahhahahahaha” Zayn tertawa kecil melihat Niall tertawa. “kapan kau berangkat?”
“besok pagi.” Dia menghempas tubuhnya keatas ranjang. Dan meraih laptopnya.
“kau sangat menyukainya ya Niall?” papar zayn dan duduk disamping Niall.
“twitcam?” dia membuka laptopnya. bahkan tidak menggubris pertanyaan zayn.
“sure. It’d be fun.” Niall tersenyum dan mengambil beberapa cemilan di atas meja kamarnya.
“Zayn, apa menurutmu aku menyukainya?” Niall meletakkan laptopnya yang sedang booting di atas tempat tidurnya dan memutar badannya 90 derajat untuk berhadapan dengan zayn.
“more than that.” Zayn mengangkat bahunya dan tertawa kecil.
“you love her.” dia menepuk pundak Niall pelan dan Niall tersenyum.
“tapi aku masih bingung. Feedback dari dia bakal sesuai keinginan atau enggak.” Niall melihat ke kakinya. Menatap kakinya yang terlipat dan menggaruk punggung lehernya.
“Aku kira dia juga suka. Kalian menghabiskan terlalu banyak waktu berdua beberapa bulan terakhir. Cara dia menatapmu berbeda dengan caranya menatapku and the other boys.” Zayn tertawa kecil dan Niall memeluknya sebentar. Lalu mengambil laptopnya dan segera membuka twitter.
“kurasa aku harus beritahu directioners kalau aku akan ke Nottingham 3 hari. Aku terlalu senang.” Niall dengan cepat mengetik kata perkata di laptopnya.
“Jangan Niall! Mereka akan menyerbumu. Dan asal kau tahu, mereka mengetahui Nottingham adalah tempat dimana Medy tinggal. Paparazi dimana-mana! Kau akan dituduh macam-macam!” zayn dengan cepat menahan Niall dan mengambil kedua tangan Niall yang berada di atas tuts.
“dan zayn kau terlambat. I already tweeted that! WHAT SHOULD I DO?!” Niall terlihat panic dengan menjambak sisi kiri dan kanan rambutnya.
“Hapus sekarang!” Zayn mengambil alih laptop Niall dan segera mengahapusnya.
“apa keahlian yang dimiliki Directioner kita? Ribuan retweet telah terjadi bahkan 2 menit saja belum! dan yah kau tau mereka lebih hebat daripada FBI. Percuma tweet itu kita hapus. Mereka sudah mengetahuinya.” Zayn mengangkat bahunya dan meletakkan laptop Niall kembali.
“Kurasa kita batal twitcam-an.” Niall memasang wajah paling memelas sedunia. Zayn tersenyum kecil dan mengelus punggung Niall keatas dan kebawah.
“papzs are fake. It’s gonna be alright. Hopefully.” Niall merebahkan badannya di atas ranjang dan mendesah keras.

***

Niall’s POV
Aku memakai kacamata hitam besar dan menancapkan topi hodie di kepalaku. Aku memakai sandal biasa agar paparazzi di Nottingham tak menyadari bahwa aku adalah Niall dengan supra besarnya. Dengan sebuah ransel lumayan besar di punggungku, aku berjalan tak terlalu terburu-buru dan segera mencari Medy. Dia berjanji akan menjemputku.
“THAT’S NIALL HORAN!”
shit.” aku mendengar suara wanita menjerit di belakang dan aku mempercepat langkahku.
“Niall Horan, kenapa kamu ke Nottingham sendirian? Apa kau akan berlibur dengan Medy Audrey? is this mean you guys are official?” paparazzi mendatangiku dari arah depan.
“no no. just wanna having fun around here.” Tanpa berhenti aku menjawab pertanyaan itu dan seketika fans mengerubungi.
“Niall! Niall!” mereka memanggil-manggilku. Aku bersyukur mereka tidak berada dalam jumlah yang cukup banyak dan tidak terlalu agresif. Aku tersenyum pada mereka dan beberapa dari mereka memintaku untuk berhenti dan berfoto. Well, ini resikonya jadi artis. This is my Job dan aku berhenti untuk berfoto.
“Niall, are you and Medy dating? I saw her just now and I think she’s here to take you.” Wanita berambut brunnete bertanya padaku setelah kami selesai berfoto.
“where did you see her?” aku membuka kacamataku. Dia mundur selangkah dan napasnya terdengar lebih cepat.
“you made me overwhelmed.” Ujar wanita brunnete ini dan aku memasang kembali kacamatku.
“sorry haha. But where did you see her?” aku mengulang pertanyaanku.
“no that was awesome. I hope you didn’t take back your sunglasses haha. Over there, in front of the dunkin store. So you guys are dating?” wajah wanita ini terlalu bersemangat dan memegang tanganku.
“no we’re not. But thanks for the info. You were right. Shes here to to pick me. What’s your twitter name? I’ll follow you, you’re nice.” Aku tersenyum tulus pada wanita yang sepertinya berumur 14 tahun ini. dia bersikap manis dan aku menyukai ini.
“my god really? Here my user name oh my God @SeeMeNialler. And I though you’ve already see me and I’ll change my username when you’ve followed me. Oh my Gosh massive thanks Niall. Can I hug you?” aku membuka tanganku dan dia memelukku erat. Aku mengelus punggungnya dan langsung melepasnya.
“Akan ku follow saat aku di mobil.” Aku memberikan jempolku naik padanya dan segera berlari menuju dunkin store.
Aku melihat perempuan cantik berambut coklat panjang yang digulung ke atas. Dia melipat tangannya dengan sebuah iPhone digenggam di tangan kirinya. Berdiri di depan Dunkin store memakai J Brand t-shirt abu-abu dan jeans hitam panjang. Simple, cantik. Beberapa mendatangi perempuan cantik ini untuk meminta foto dan tanda tangan, beberapa melakukan tanya jawab dan dia tetap berdiri dengan anggunnya dan senyum paling indah dibibirnya. Ya, perempuan yang selama ini aku ridukan, selalu bermain dalam pikiranku.
Medy Audrey.

Minggu, 24 Juni 2012

Niall Horan Love Story (part 6)


6 bulan bersama the boys membuat Medy merasa dekat sekali dengan mereka. Dan 4 bulan tidak bertemu dengan the boys membuat Medy merasa rindu sekali. Setelah pembuatan Video klip more than this, Medy kembali ke Nottingham dan melanjutkan kuliahnya disana. Dia belum bertemu kembali dengan para the boys. Dia tidak kembali ke Australia karena jika Medy berada disana, dia akan sendirian.
Kehidupan medy memang telah berubah dan sejauh ini, segalanya baik-baik saja. Kuliahnya lancar dan Medy sekarang menjadi model seperti yang dulu Paul katakan. Banyak directioner yang menyayanginya karena perannya menjadi model di MV MTT sukses besar.
“Grim, siang ini aku harus ke studio untuk pemotretan majalah Lady Bee. Kuharap kau tidak keberatan jika kutitipkan ini untuk Arthur.” Medy memohon pada Grimmie-teman barunya di Nottingham- ketika mereka sedang makan di kantin kampus mereka.
“Kau terlalu sibuk Medy haha. Baiklah.” Grimmie tersenyum dan mengambil buku biology besar yang disodorkan medy.
“katakan pada Arthur permintaan maafku karena telat mengembalikannya.” Medy memegang tangan grimmie hangat.
“Baiklah Medy. Kau tak perlu khawatir. Akan kusampaikan.” Grimmie membalas sentuhan hangat itu.
***

Medy berjalan ke parkiran mobil untuk mengambil mobilnya dan segera melakukan pemotretan di Studio foto majalah Lady Bee.
“yap?” Medy mengangkat telepon dari seseorang.
“kau dimana?” tanya seseorang diseberang.
“parkiran. Aku akan mengambil mobilku dan langsung berangkat ke studio. Kau sedang apa? Apa acaramu hari ini?” Medy membuka pintu mobilnya.
“aku sedang dalam perjalanan menuju hotel. Tak ada acara. Mungkin hanya jalan-jalan. Kau harus makan terlebih dulu.         Kau akan sakit.” Tegas seseorang di seberang sana membuat medy tersenyum pada dirinya sendiri.
“Baiklah. Aku berjanji akan makan terlebih dahulu.” Medy memasukan kunci mobilnya dan menyalakan ford nya.
“aku percaya padamu haha. Baikah aku menelepon hanya untuk sekedar mengusir rasa yang lucu ini haha kau tau maksudku.” ujar penelepon tersebut.
“I miss you too, Niall.” Medy dan Niall tertawa bersama dan kemudian sambungan telepon berakhir. Medy memasang sit beltnya dan menjalankan mobilnya menuju rumah makan.
***

Arthur sedang menghisap rokoknya dengan tenang ketika Grimmie menghampirinya.
“grimmie?” sekejap Arthur mematikan benda putih berasap itu.
“rokok lagi huh? Mau sampai kapan kau seperti itu? Aku bersumpah Medy akan membencimu jika tahu kau seperti ini.” Grimmie meletakkan buku Biology besar itu di hadapan Arthur.
“kali ini saja Grim. Sudah lama aku tidak menggunakannya.” Arthur membuka halaman buku itu tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
“aku heran. Kau ahli biology dan kau melakukan yang sudah kau tahu itu tidak baik bagi tubuhmu.”
“hentikan Grimmie.”
“Medy seorang model. Dia cantik dan terkenal. Jika kau terus begini aku bersumpah kau tak mungkin bisa dengannya. Berhentilah mendambakannya. Kau tak sebanding dengan Niall Horan.” Arthur hanya diam dan menundukkan kepalanya.
Arthur adalah partner Medy di kelas biologi. Arthur tau Medy terkenal dan ia ingin memiliki Medy. Arthur bukan orang jahat. Hanya ambisinya yang sangat kuat mungkin akan membuatnya lupa diri.
“aku berjanji Medy akan melihatku.” Ujar Arthur dan tersenyum manis pada Grimmie.
“Tidak selama gosipnya dan Niall Horan berpacaran masih berkeliaran.”
“ayolah Grimmie. Medy tidak memacari siapapun! Dia Cuma dekat dengan Niall. Aku tau mereka sering berhubungan tapi selama Niall belum memiliki medy sepenuhnya, aku berjanji aku akan memiliki Medy duluan.” Arthur terlihat sedikit gusar.
“lantas, kau pikir Medy akan menyukaimu ketika disana ada orang yang jauh lebih mapan menyayanginya?” Grimmie menyilangkan kedua tangannya.
“Grimmie kau harus menolongku.” Arthur melempar tatapan memohon. Grimmie benci saat seseorang memberikan tatapan itu padanya. Grimmie mudah luluh.
“haaah berhenti memandangku seperti itu. Aku akan menolongmu tapi ingat selalu ada syarat.”
“apa?” Arthur tersenyum senang.
“buang semua bungkusan rokok yang kau punya. Demi Tuhan jangan ada yang tersisa.” Grimmie mengambil handphone di dalam tasnya.
“ku lakukan!”
“dan satu lagi..” Grimmie mengangkat pandangan dari hp nya dan mempertemukan padangannya pada Arthur.
“berjanjilah jika kau tak berhasil, kau tidak akan menyakiti siapapun. Siapapun kau dengar?”
“tapi kita akan berhasil.”
“BERJANJILAH.” Arthur mengangguk patuh. “ya aku berjanji.”
***

Hari yang panjang. Malam yang dingin dan badan yang terasa sangat lelah. Niall memutuskan untuk tidur dan bangun siang di hotelnya.
“tryna sleep! Can’t do twitcam tonight sorrrrry guys xx” tweetnya di akun twitternya. Sedetik kemudian dia mendapatkan ratusan mention yang membuatnya tersenyum. Niall mematikan laptopnya dan merangsek naik ke dalam selimut.
Baru memejamkan mata sekitar 5 menit, Niall terbangun.
“Medy..” gumamnya.
Tanpa fikir panjang, niall meraih bbnya dan menelepon Medy. Tak lama, Medy mengangkatnya dengan suara serak.
“kau baik-baik saja?” tanya Niall dan memutar badannya menghadap ke jendela.
“tidak. Kau meneleponku jam 3 dini hari dan bodohnya aku lupa mengaktifkan mode diam.” Medy terdengar sedikit mendesah. Niall menggigit bibir bawahnya.
“maaf aku..”
“iya aku tau. Sebelum aku bangun dan mengangkat telepon darimu, aku bermimpi tentangmu.” Niall tau Medy sedang tersenyum di seberang sana.
“benarkah? Apa yang aku lakukan di mimpimu?”
“kau… aku lupa. Yang ku ingat, kau berkelahi dengan seorang anak kecil untuk memperebutkan stok ayam nandos yang terakhir haha kau bodoh.”
“Demi Tuhan aku tidak akan melakukan itu haha.”
“lantas, apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?”
“aku.. akan membiarkan ayam itu diambil oleh anak kecil itu. Oh ya Tuhan mimpimu bodoh sekali.”
“haha hentikan.” Medy tertawa.
“kau tahu?” tanya Niall.
“apa?”
“aku maish sangat penasaran dengan permohonan kedua mu di padang dandelion beberapa bulang yang lalu.” Jawab Niall.
“aku kan sudah berjanji akan memberitahukanmu setelah permohonanku terkabul.”
“apakah sekarang sudah terkabul?”
“mmm…. Hampir haha. Sudahlah. Aku juga penasaran dengan permohonan keduamu. Sudahkah terkabul?” medy balik bertanya.
“kurasa sudah tapi aku tak tahu.” Niall menerawang ke atap. ‘sudahkah aku membahagiakan Medy?’ batinnya dalam hati.
“kau aneh haha. Kenapa kau belum tidur?” Medy menguap dan Niall tersenyum kecil.
“sudah kucoba, tapi tidak berhasil. Aku tak bisa tidur.” Niall memainkan ujung gulingnya.
“cobalah lagi. Kau lelah aku tau kau lelah. Istirahatkan badanmu Niall. Jangan sampai sakit.” Terdengar sebuah kekhawatiran di kalimat Medy yang membuat aliran hangat mengalir dalam hati Niall.
“aku ingin kau disini.” Ujarnya.
“aku disini Niall. Kau bisa mendengar suaraku menandakan kita sangat dekat.” Niall kemudian menutup erat matanya dan menggigit ujung guling yang sedari tadi di mainkannya. Seperti orang frustasi.
“aahhh… 1 minggu kedepan aku free sebelum rekaman album kedua. Aku akan ke Nottingham dan menginap di rumahmu. Kau keberatan?” cerocos Niall bahkan sampai menjambak rambutnya pelan.
“kau serius? Tentu saja! Demi Tuhan aku sangat senang mendengar kabar ini! minggu depan ayah dan ibuku akan ke Italy selama 5 hari untuk menghadiri acara pernikahan anaknya teman lama mereka! Kita bisa melakukan apapun dirumahku!” seketika kantuk Medy menghilang entah kemana. Niall membuka matanya sangat lebar dan berusaha dengan sangat keras untuk tidak berteriak.
“apapun?!” Niall meremas selimut tebalnya dan berada di posisi duduk sekarang.
“yes Niall. Apapun.” Medy tersenyum licik.
“baiklah apapun.” Niall membasahi bibirnya dan menggigit bibir bawahnya sementara pikirannya sudah melayang entah kemana.

Niall Horan Love Story (part 5)

Sesuai dengan janji Niall semalam, dia akan mengajak Icha keluar siang ini. semua telah memiliki kesibukan sendiri. Liam, Louis dan Zayn bertemu dengan pacar mereka. Harry bertemu dengan teman lamanya.
Nora diajak ikut serta oleh Niall karena tak ada yang bisa menjaganya.
Mereka makan siang di restoran fast food. Setelah itu mereka berjalan-jalan ke sungai Thames London. Pemandangan yang sungguh Indah. Mereka bertemu beberapa fans disana dan para directioners mengira mereka telah benar-benar pacaran.
“owh who is this cute little girl, Niall?” tanya salah sorang fans.
“she’s my sister. Rite guys we gotta go. Have a good day bye.”
Niall Icha dan Nora meninggalkan sungai Thames dan mulai berjalan lagi.
“kemana kita akan pergi?” tanya Icha dan membuka sungalssesnya.
“hmm kau ingin kita kemana, nora?” gentian Niall yang bertanya pada adiknya.
“kita harus mengajak kak Icha ke tempat rahasia kita di London.” Jawab Nora bersemangat.
“kenapa kita baru ingat? Haha ayo ku ajak kau ke tempat rahasia kami.”
…..
“tempat apa ini indah sekali”
“padang bunga dandelion ini illegal. Aku tidak tahu nama tempat ini apa. Tapi aku dan Nora sering datang kesini jika kami berada di London. Aku menemukan tempat ini ketika sedang iseng berjalan sendiri. Dan aku sangat tertarik untuk memasukinya haha.”
“demi Tuhan ini indah sekali. Banyak dandelion dan aku sangat bahagiaaa!” Icha berlari menyusuri padang dandelion dan memetik satu.
“Tiuplah!” teriak Niall dari jauh.
“dan jangan lupa ucapkan permohonanmu!” tambahnya. Icha menjawab dengan senyum dan mulai menutup matanya. Dandelion berterbangan ditiup angin. Terbang dengan bebas tanpa ragu. Icha kembali.
“apa permintaanmu?” tanya Niall dan meniup sebuah dandelion.
“apa dulu permintaanmu haha.” Jawab icha.
“tidak terlalu muluk-muluk. Aku hanya ingin orang-orang didekatku bahagia. Dan…” Niall mengambil sebuah Dandelion lagi, menutup matanya dan meniupnya.
“dan yang barusan adalah rahasia hahaha.” Niall menjulurkan lidahnya.
“apaa? Beritahu aku.”
“kau bahkan belum meberitahuku.”
“hmm, aku berharap hidupku baik-baik saja dan aku berharap kebahagiaan menyelimuti setiap detikku. Dan..” Icha memetik sebuah dandelion lagi dan meniupnya.
“dan yang barusan adalah rahasia hahaha.” Icha menjulurkan lidahnya persis seperti yang niall lakukan tadi.
“kau curaaaang!” Niall melempari Icha dengan beberapa rumput segar yang dicabutnya.
“tidak kau yang curang! Hahaha” mereka berkejaran diantara dandelion yang terbang perlahan.
“haha hei licik berhenti kau! Hahaha” Niall berhenti dan tangannya bertumpu pada kedua lututnya. Mengatur nafas. Icha berhenti dan menghampiri Niall.
“hahaha menyenangkan sekali.” Icha tertawa dan kepalanya menghadap langit yang biru.
“kena kau!” Niall memeluk Icha tiba-tiba dan Icha terlihat sangat kaget.
“kau tidak bisa lari lagi hahahaa. Katakan padaku apa permohonanmu yang terkahir.” Ujar Niall masih memeluk Icha. Aksen irishnya menari-nari di telinga Icha membuatnya semakin berdebar.
“kenapa kau diam? Haha ayolah beritahu aku.” Niall tetap tidak melepaskan wanita berambut coklat ini.
“aku berjanji akan mengatakannya jika permohonanku sudah terkabul.”
“big deal” Niall melepaskan pelukannya.
“pertanyaannya adalah mungkinkah permohonanmu akan terkabul dengan cepat? Karena aku sangat penasaran.” Niall memandang Icha tepat di mata.
“aku tidak tahu.”
“kenapa? Hanya mengira-ngira saja.”
“demi Tuhan aku tidak tau Niall. Itu semua bergantung padamu.”
“padaku?”
“mmmm maksudku….mm…..tidak maksudku cepat lambatnya permohonan kita terkabul tergantung pada sekeras apa kita berusaha untuk membuatnya cepat terkabul..mmm kau mengerti maksudku.”
“kau baik-baik saja?”
“kenapa kau bertanya kau lihat saja sendiri aku baik-baik saja atau tidak hahaha”
“tidak.”
“Tidak? apa maksdumu, Niall? Hahaha I’m freaking fine.”
“kau gugup dan jawabanmu berantakan haha.” Icha menundukkan kepalanya. “sorry” said her softly. Tiba-tiba Niall melingkarkan tangannya lagi di leher Icha. Memeluknya. Lagi.
“Kau masih gugup? Kau bergetar.” Niall mempererat pelukannya.
“hey Icha. Tak apa jangan takut. Demi Tuhan kau sangat bergetar. Tenanglah aku disini. Ada apa denganmu?”
“aku bergetar karena kau, bodoh!” teriak Icha dalam hatinya.
“tapi, ya Tuhan aku selalu mendambakan pelukan Horan sejak dulu. Apa yang lebih baik dari pelukan Niall Horan saat ini? tak ada. Aku berada dalam pelukannya dan segalanya terasa benar. Demi Tuhan hentikan waktu.” Icha memejamkan matanya dan perlahan getaran di tubuhnya berhenti.
“aku…baik-baik saja.” Bisik Icha.
“kau yakin?”
“ya sangat yakin. Terima kasih pelukanmu hangat sekali.” Niall melepaskan pelukannya.
“tersenyumlah sekarang dan relax. Apakah kau bergetar karena aku? Jika ya, maafkan aku.” Niall menggaruk kepalanya.
“aku hanya sangat bahagia. Itu saja.” Mereka saling pandang dan saling melemparkan senyum.
“aku tak menyangka permintaanku begitu cepat terkabul..” ujar Niall pada dirinya sendiri.
“apa? Kau bilang apa?”
“hahaha tidak ada! Ayo pulang. Kasihan Nora tertidur sendirian di dalam mobil.” Niall meraih tangan Icha dan mereka berjalan bergandengan menuju mobil yang terparkir rapi.

Niall Horan Love Story (part 4)

Tour Up All Night pun berakhir. Icha segera dijemput oleh pihak 1D dan mereka semua berkumpul di London. Selama berada di Nottingham denga keluarganya, banyak yang meminta Icha untuk menjadi model majalah lokal. Dia melakukannya dan sebentar saja, banyak majalah lain yang ingin menggunakan icha sebagai modelnya. Perlahan Icha menjadi seorang artis. Biografinya mulai tersebar di beberapa majalah dan tentu saja tidak jauh dari berita ‘hubungannya dengan niall Horan’. Fans di twitternya semakin hari semakin banyak. sudah jarang terlihat deathtreat dari fans 1D.

“listen guys. Pembuatan video klip kita mulai minggu depan. Jadi, seminggu ini kalian bebas bermain dan beristirahat.” Kata Paul menutup perbincangan. Semua kembali ke kamar maisng-masing. Kecuali Icha dan the boys.
“nice to meet you again. Niall really miss you.” papar Zayn. mereka terlarut dalam perbincangan. Waktu menunjukkan pukul 10 malam dan mereka harus tidur.
“Goodnight guys.” Icha mengambil tasnya dan berjalan menuju kamar. Sampai kamar, dia langsung mengganti pakaiannya dan mencuci muka. Saat sedang menaruh krim di wajah, pintu kamar Icha diketuk.
“Niall? What are you doing here?”
“I’m not sleepy yet. Can I come in?”
“sure. Ayo masuk.”

Louis melihat Niall masuk ke kamar Icha dan segera membuat rapat dadakan di kamar Liam dengan the boys yang lain.
“lol Niall is in love.” Ujar zayn.
“kita harus membantu mereka. Mereka terlihat cocok. Tapi, apa yang akan mereka lakukan? Ini sudah malam.” Liam menambahkan.
“Niall masih polos. Dia tak akan macam-macam. Paling hanya berbincang.” Timpal Harry.
“Aku setuju. Dan kuharap, Icha tidak mempermainkan perasaan Niall.”
“guys..” tiba-tiba pintu kamar Liam terbuka.
“kalian tidak mengajakku?” Niall terlihat ngambek.
“bukankah kau bersama Icha?” tanya Harry.
“iya sih. Tapi dia terlihat sangat lelah sekali jadi aku memutuskan untuk menyudahinya.”
“apa??” Liam kaget.
“Maksudku perbincangan kami.”
“kau menyukainya?” tanya Zayn.
“idk. Aku hanya senang berbincang dengannya. Dia asik.”
“apakah kau berusaha mendekatinya? Kami bisa membantu.”
“atau dia akan ku ambil hahaha.” canda Harry.
“aku ingin mengajaknya makan siang besok. Bagaimana menurut kalian?”
“ide bagus Niall. Kau harus melakukannya.”
“haha fine. Dia cantik sekali aku tidak bisa memalingkan wajahku darinya.” Ujar Niall sambil tersenyum.
“WOOOOOOOOOOOOOOOOOO MY BABY NANDOS.” Zayn memeluk Niall.
“WOHOHOHOOOOO I CAN FEEL MY HEART BROKEN!” Louis menggigit bajunya.
“YOU’RE SO BEAUTIFUL, CHIPS!!” Niall mengambil bungkusan makanan ringan dan memakannya penuh cinta. Semua hanya memandang Niall dengan wajah flat.
“Kukira dia sudah besar.” gumam Liam.
“morning Icha.” Sapa Niall dan duduk di hadapan icha ketika mereka bertemu di meja makan pagi ini. Cuma ada icha disana dan yang lain masih tertidur.
“hey pagi Niall. Aku sedang membuat roti kalau kau mau. Kau suka coklat atau selai?”
“hmm…terserah kau saja. Aku suka semua.” Jawab Niall sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.
“Kau bangun pagi sekali. Apakah selalu seperti ini?” tanya niall dan menegak susu steril yang baru saja dituangnya.
“aku sudah terbiasa. Dan sayang sekali rasanya jika pagi yang begitu indah terlewatkan begitu saja.” Jawabnya tersenyum dan mengoleskan coklat di atas roti yang akan dipanggang.
“apa yang biasanya kau lakukan jika kau bangun pagi?”
“hm, kau bisa lihat itu. Masak. Aku suka sekali masak.”
“benarkah? Wow. Apa masakan andalanmu? Aku ingin mencobanya demi Tuhan roti roti ini wangi sekali.” Niall mengambil roti panggang yang agak dingin. Iicha telah memanggangnya sejak tadi.
“kau ingin aku memasak sesuatu untukmu? Ucapkan saja apa yang ingin kau makan. Aku bisa memasaknya jika itu permintaan yang normal haha.”
“OH AKU BAHAGIA SEKALI. Sudah lama aku tidak makan macaroni panggang. Maukah kau memasaknya? Kurasa Liam membeli macaroni mentah kemarin.” Niall bangkit dari kursinya dan berjalan menuju lemari penyimpan makanan. Dia berdiri dan tersenyum lebar sambil menunjukkan bungkusan macaroni mentah yang dipegangnya.
“kau beruntung Nialler. Tapi bagaimana dengan roti ini?”
“demi Tuhan kau tak perlu khawatir. Aku akan memakan semuanya tanpa perlu bantuan dari siapapun haha.”
“haha dasar kau. Baiklah aku akan membuatnya asalkan kau harus berjanji.”
“apa? Ku lakukan.”
“bantu aku.”
“oh Tuhan dengan senang hati.” Niall mengambil panci dan garpu.
“niall itu tidak perlu. Yang kita butuhkan adalah oven dan mangkuk besar untuk adonan.”
“maaf aku tidak tahu. Aku hanya tau bagaimana cara makan yang benar haha. Baiklah kucarikan mangkuk besar untukmu. Kau tau aku sangat mengharapkan macaroni panggangmu. Hmm dimana kau mangkuk?” Icha memandangi Niall yang bejongkok mencari mangkuk di rak perkakas dan terharu akhirnya dia bisa memasakkan sesuatu untuk Niall Horan.
20 menit kemudian.
“Nah, masukkan kedalam oven yang telah dipanaskan dan…yap tunggu sekitar 15 menit hehe. Mudah kan?” Icha membuka celemeknya dan melipatnya dengan rapi.
“kau jenius. Pantas saja kau betah bekerja di toko roti itu. Apakah hobimu memang memasak?”
“yah bisa dibilang begitu.”
“15 menit akan terasa lama jika ditunggu. Bagaimana jika kita menikmati matahari diluar?” Niall memberikan usul.
“hanya disekitar taman oke?”
“baiklah. Ayo.” Niall mengambil jaket dan gitar.

“aku masih heran kenapa sebenarnya kau membawa gitar?” tanya Icha ketika mereka sampai di taman sekitar hotel.
“ah tentu saja untuk kita bernyanyi.” Niall duduk di atas rumput segar basah karena embun.
“apa yang akan kita nyanyikan?” tanya icha lagi.
“not kita. Aku. Aku mau nyanyi buat kamu.”
“wow it must be great. Come on I’ll love it.”
Perlahan Niall memetik gitarnya dan mulai menyanyikan lagu stole my heart.
The light shines
It's getting hot on my shoulders
I don't mind,
This time it doesn't matter
Cause your friends,
They look good, but you look better
Don't you know all night I've been waiting for a girl like you to come around, round, round?
Under the lights tonight
You turned around, and you stole my heart
With just one look, when I saw your face,
I fell in…” Tiba-tiba Niall berhenti dan menatap Icha.
“…k..kenapa..berhenti?”
“muka kamu merah banget.” Niall menahan tawanya.
“Ini tuh kena panas matahari.” Icha menutup wajahnya dan melihat Niall dari sela-sela jari.
“jiahahahaha bohong! Hahahahaha.” Niall tertawa dan meletakkan gitarnya disampingnya.
“Ya Tuhan kau imut sekali hahahaha.” Icha memonyongkan bibirnya dan memutar bola matanya. Dia tahu dia sangat malu sekarang.
“oh Niall hentikan.”
“hahaha don’t be shy. It’s ok. Sorry. But haha I love your face when you’re blushing. Looks so much beautifulness on it.” Niall memperlihatkan deretan behelnya dan tertawa cukup menyenangkan.
Icha tersipu malu dan menundukan wajahnya. “Oh Tuhan aku bermimpi…” batin icha dalam hati.
“Ya Liam?” Niall menjawab panggilannya.
“aku di taman sekitar hotel kenapa?...Icha…ya itu milikku…apa?...NO LIAM JANGAN KAU SENTUH MAKARONIKU…aku pulang sekarang…NO!” Niall menutup teleponnya.
“ayo kita pulang. Liam hampir saja memakan macaroni kita. Ah menyebalkan.” (Kita? Ok. Niall horan doesn’t share food but this…)
Mengikuti langkah besar Niall membuat Icha harus sedikit berlari. Unlucky her. Dia tersandung dan lututnya berdarah. Banyak.
“Icha!” Niall membuang gitarnya dan berlari kearah icha.
“I’m fine it’s not really hurt.” Icha mengambil tangan yang diberikan Niall untuk membantunya berdiri.
“tapi kamu berdarah. Dan lukanya terlihat besar.”
“it’s okay. I’m fine.” Dia berhasil berdiri.
“kamu bisa jalan?”
“bisa. Aku bisa.” Baru 3 langkah berjalan, Icha pun roboh lagi.
“awww shit.”
“ck. Apa kubilang. Lukamu terlalu besar.” Tanpa basa-basi Niall menggendong Icha dan berjalan cepat ke hotel mereka yang tak jauh dari taman itu.
“Niall turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri.”
“no you can’t.”
“yes I can! Niall aku berat. Turunkan aku.”
“tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan mengangkat barber haha. Sudahlah. Aku sudah sangat lapar dan tak ingin menunggumu berjalan tertatih. kau aman bersamaku tenang saja.” Niall tersenyum tanpa terlihat sedikitpun beban di wajahnya.
“gitarmu..” ujar Icha lirih.
“kau lebih penting.” Dan Niall Horan merasakan detak jantung Icha berdebar di dadanya.

“wow Niall what happen?” Liam langsung membantu Niall merebahkan icha di sofa.
“it’s not a big deal Liam haha. Just fell” she change her position and sit.
“here.” Niall memberikan Icha kotak p3k.
“thanks nialler haha. Wow do you smell this good aromatic? Bau macaroni panggang!” Icha mengedipkan sebelah matanya pada Niall dan lelaki blondie itu langsung berlari mengambil makaroninya.
“Kalian membuatnya?” ask Liam and help her heal her wound.
“haha ya. Niall ingin sekali makan macaroni panggang dan apa salahnya selama aku bisa membantunya memasakan makanan haha.”
“wow that’s great. He loves food you know that. And to meet a girl who loves to cook is what Niall hope for.”
“haha and the girl should be very lucky.” Icha menambahkan. Liam menaikkan sebelah bibirnya dan mengangguk-angguk.
“IT’S DELICIOUS!” teriak Niall dari ruang dapur.
“HOLLY GOD WHAT IS THIS? OH MY GOD IT’S SO FREAKING DELICIOUS!” Niall berjalan cepat menghampiri Liam dan Icha.
“can I taste it?”
“it’s really hard for me liam, to be honest. But you should try it! The best taste ever. What do you put on this cake?” Niall menyendokan sesendok macaroni panggang itu ke mulut Liam.
“NOT WITH SPOON!” Liam kemudian berlari ke dapur dan mengambil garpu.
“haha that’s what I mean.” Niall cepat-cepat memasukan makanan itu lagi ke mulutnya.
“Kau mau mencobanya?” tawar Niall. Oke ini ‘sesuatu’. Niall is overing his food.
“tanganku kotor. Kau saja yang memakannya. Bagilah Liam akan kubuatkan lagi nanti jika kau mau.”
“sudahlah. Buka mulutmu. Kau tidak lupa bukan bahwa aku ikut andil dalam pembuatan makanan ini haha.” Icha membuka mulutnya dan Niall menyuapi Icha dengan penuh kelembutan.
“bagaimana?”
“wow I’m not making very delicious baked macaroni, to be honest. But this is different”
“tentu saja karena kita yang membuatnya haha. Kau mau lagi?” dapat dirasakan jantung icha berhenti sebentar tiap kali Niall mengajaknya bicara. Apalagi menawarkannya makanan. Icha membuka mulut lagi. Niall menyuapinya lagi dengan kelembutan yang sama. Dia tersenyum.
“Niall aku mau.” Ujar Liam dengan garpu di tangannya.
“hmmm here.” Baru kali in Niall ikhlas dalam berbagi makanan. Memanglah cinta itu dapat mengubah sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.

Niall Horan Love Story (part 3)

Icha mengantar kepergian the boys ke bandara. Sudah resmi Icha menjadi the next video clip model dan dia sudah menandatangani surat kontrak. Setelah tour berakhir, More Than This video akan langsung dibuat. Jadi, icha akan bertemu lagi dengan the boys.
Jam 9 malam Icha sudah kembali lagi ke apartementnya. Foto-foto mereka di pantai tadi, foto bersama Nora, Niall, semuanya indah dan lucu-lucu. Icha langsung membuka laptopnya untuk melihat perkembangan informasi tentangnya dan niall yang terjadi di twitter.
“jeeez. Followersku bertambah 11k orang?! Mentionku pasti melendak.”
Dilihatnya banyak sekali mention untuknya.
“what’s this? ’are you and @NiallOfficial dating?’ lol I hope so btch.”
“and this ‘back off and keep your hand from my Niall!’ lol I just can’t. he’s too touchy.”
Icha membuka profil twitter Harry dan Niall.
“harry… ‘@Harry_Styles fyi guys. She’s our next video clip model. And please let my baby nandos grow up aha he’s still yours xx’ Lol Harry I love you. So, am I going to have a boyfriend? Haha no no. tetap santai cha. Jangan cepet GR. Ini tweetnya niall apa ya?
‘haha it’s cute how you guys put her on trending topics. No guys, she’s my new friend. And there’s nothing goes wrong to have a new friend huh. Still love you guys a lot xx’
Aaaaah  Niall you’re cute! So manly.” Gadis berwajah cantik ini pun larut dengan laptopnya.

Sudah 2 hari setelah kepulangan the boys. Icha tetap bekerja di toko roti itu tapi dunia twitter heboh akan pekerjaan Icha ini. kau tahu. Icha bukan dari keluarga miskin. Ayahnya bekerja di perusahaan perminyakan dan itu sangat luar biasa gajinya. Icha hanya ingin bekerja. Itu saja.
Tetapi suatu hari Icha mendapatkan telepon dari Paul.
“yeah Paul?”
“Icha, kurasa kau harus berhenti bekerja di toko itu. Dan pulang ke rumah orang tuamu. Kau tidak aman sendirian di sana.”
“Tapi..”
“kau tenang saja. Aku akan membelikanmu tiket menuju Nottingham. Kami akan menjemputmu di rumah orang tuamu ketika tour selesai. Bagaimana?
“bagaimana dengan kuliahku? Ya aku sedang libur memang. Tapi akan berakhir 5 hari lagi.”
“listen. Kehidupanmu berubah setelah kau bertemu Nora. Kau cantik, percayalah setelah ini kau akan terkenal di dunia entertain. Kau bisa menjadi model seperti Eleanor.”
“hmm, baiklah Paul. Kapan aku berangkat menuju Nottingham?”
“malam ini. Ku jamin kau sangat rindu orang tuamu bukan? Bersiaplah.”
Sambungan telepon berakhir. Icha menyandarkan punggungnya di tembok dan mendesah keras.
“apa ini? aku tak percaya. Ini mustahil.kenapa mereka bisa langsung percaya padaku? Ini tidak adil bagi directioner lainnya. Mereka pantas membenciku…
Tapi.. tidak. Inilah yang namanya takdir. Kalau saja tak kutemui Nora dan berbincang padanya siang itu, ini tidak akan terjadi. Jujur, sebelum aku tahu kalau Nora adalah adik Niall, aku sudah menyukai gadis kecil itu. Ya Tuhan. Secepat inikah hidupku berubah? Aku terkenal di publik. Hal yang selama ini tidak pernah terlintas di pikiranku. Aku orang paling beruntung sedunia.”
***

“Ichaaa. Selamat datang kembali nak! mama sangat merindukanmu.” Anggra, ibu Icha memeluk erat tubuh anak semata wayangnya itu.
“aku kangen sekali rumah, ma. Papa mana?”
“Papa kerja sayang. Ini masih siang, kau ada-ada saja. Mama tidak percaya kau seterkenal ini sayang! Mama membaca semua beritamu di majalah, internet, dan media lainnya. Kau bertemu Niall horan dan dikabarkan menjalin hubungan dengannya! Kau juga menjadi model video clip mereka.”
“Aku juga tidak bisa percaya ma. Tapi itu semua benar. Dan untuk menjalin hubungan itu, itu tidak ma. Aku dan Niall baru bertemu sebentar sekali dan kurasa hal itu terlalu berlebihan.”
“ah duduklah nak. Kau mau kubuatkan coklat panas? Atau jus? Kau sudah mengabari pihak one direction kalau kau sudah sampai Nottingham?”
“tenang ma. Aku baru saja mengirim pesan pada Paul.” Anggra meletakkan segelas penuh jus melon untuk anaknya.
“bagaimana ceritanya kau bisa bertemu mereka? Dan apa yang membuat mereka memilihmu untuk menjadi model? Kau baru beberapa hari bertemu mereka bukan?”
“hhhh aku juga tidak tau,mom.” Icha meminum jusnya.
“mungkin karena kau sangat cantik sayang. Dan kebaikanmu.”
“ah mom. Banyak orang yang cantik selain aku.”
“tapi kau baik, dan tidak semua orang cantik itu baik.” Anggra mengelus rambut putrinya.
“tapi mom, ini terlalu berlebihan. Mereka terlalu cepat menilaiku. Kenapa mreka tidak mengambil model yang sudah terkenal saja. Look mom, aku Cuma mahasiswi biasa. Bukan model atau semacamnya.”
“kau tahu kenapa?” anggra tersenyum menatap putrinya. Icha menggeleng pelan dan mengangkat bahu.
“karena Tuhan telah menuliskannya untukmu. Mungkin kau terlihat special dan kau asik. Mungkin the boys nyaman denganmu dan meminta kau untuk menjadi model video klip mereka. Mereka ingin mengenalmu lebih jauh.”
“tapi ini tidak adil. Tidak masuk akal. Aku tidak special sama sekali.”
“kau terlalu baik sayang. Bersiaplah karena kau harus menghadapi perubahan ini. aku akan selalu mendukungmu.” Anggra mencium kening Icha dan pergi ke dapur.
“dengar sayang, jika ini berat bagimu, belum terlambat untuk mengatakan tidak.” Ucapan ibunya itu, membuat Icha berfikir. “mom aku di kamar jika kau butuh sesuatu.” ujarnya dengan suara yang agak di besarkan. Agar mamanya dengar.

Icha merebahkan dirinya dan mulai memasang headset iPodnya. Lagu One Direction mengalun. Icha pun tertidur.

“kau special… kau cantik… takdirmu adalah menjadi milikku… aku mencintaimu…”
DEGH! Icha terbangun. “mimpi itu…” gumamnya.
Icha bermimpi Niall mengucapkan kata-kata tadi di sebuah amusement park. Dia tersenyum. “Niall..” lirihnya kemudian. Dilihat jam tangannya yang belum dilepas. Icha tertidur 2 jam. “cling!” bbnya berbunyi.
“kau sudah sampai huh?” Niall mengirimkan bbm untuknya. Tiba-tiba dadanya bergetar lagi. Mimpi, terbangun dan Niall tiba-tiba mengirimkan bbm.
“iya. Senang rasanya akan bertemu dengan kau lagi :)” balasnya sigap.
“yeah. Istirahatlah. Kau akan merindukannya ketika kau bekerja dengan kami nanti.”
“hah Niall. Bagaimana keadaan Nora? Dan sedang apa kau sekarang?”
“Nora baik dia sedang tidur. Aku.. tidak ada. Hanya sedang berfikir.”
“apa yang kau fikirkan?”
“kenapa kau begitu baik tidak membeberkan pin bb ku haha”
“LOL kau mau aku melakukannya?”
“tidak. Aku jamin kau tidak akan melakukannya. Aku percaya padamu.”
“hmm apa yang membuat kau bisa begitu percaya? Ingat kita baru bertemu.”
“aku tidak tahu. Aku hanya.. percaya saja. Matamu terlihat baik. Ya kau baik. Kau berbeda. Aku yakin the boys merasakannya juga.”
“kau berlebihan.”
“tidak. Dan kau tidak akan merusaknya kan?”
“merusak apa?”
“kau tahu maksduku.”
“kepercayaanmu?”
“menurutmu?”
“aku bukan badan intelegen atau apa. Tapi aku jamin pin bb mu tetap aman.”
“ku anggap itu sebuah jawaban haha.”
“kau lucu :)”
“dan kau suka itu haha”
“kau tertawa terus, niall”
“karena kau suka kalau aku tertawa. LOL joke. Aku harus bersiap untuk konser malam ini. kau jangan lupa beristirahat ya :)”
“akan kulakukan. thanks:)”

Icha merasakan jantungnya berdegup 5x lebih cepat dari biasanya. Senyum tak pernah hilang dari wajahnya.

“mom, aku memutuskan untuk tetap berada pada jalur ini.” ujar icha sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“apa yang membuatmu tiba-tiba yakin? Kau terlihat sangat bimbang tadi.” Icha tertawa.
“aku tidak tahu. Tapi kurasa, Niall Horan menyukaiku.”
“wow, jangan terlalu cepat sayang. Aku tidak ingin melihatmu sakit hati.”
“yes mommy. Aku hanya sangat senang mendapatkan bbm darinya. Dia lucu.”
“aku akan selalu mendukungmu sayang.” Mereka pun berpelukan.

Niall Horan Love Story (part 2)

Konser malam ini berlangsung sangat lancar di Australia.
Niall merebahkan tubuhnya di ranjang kamar hotelnya dan melihat Nora sedang bermain dengan BB Niall.
“Nora, kau tahu?”
“apa?” Nora tidak mengalihkan pandangannya dari layar BB Niall.
“Kau adik yang sangat manis……dan nakal.” Niall menggelitiki Nora sampai Nora hampir menangis.
“aaaaah jangan menangiiiiis.” Niall menciumi pipi adiknya. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. oh itu Harry. Niall lupa mengunci pintu.
“Oh Nora Nora…… my sweet little sister, kemana saja kau tadi? Kami khawatir.” Nora memeluk Harry dan Harry membalas pelukan kecilnya itu.
“aaaah apakah aku lupa memberitahu kalian sesuatu? Aku baru ingat tentang ini.”
“apa itu Nora?” tanya Harry dan mendudukan Nora di pangkuannya.
“di toko roti tadi. aku bertemu seorang pelayan yang baik. Aku bilang padanya kalau aku tersesat dan dia mencoba mengantarku pulang setelah membayar roti itu pakai uangnya. Tapi dia juga tidak punya uang dan kak Niall bilang aku tidak boleh membeberkan alamat rumah kami. Jadinya kami berbincang.”
“ohya? Apa yang kalian bicarakan? Kalau kakakmu seorang artis?” tanya Harry.
“tidak. Dia bahkan tidak tahu aku adik Niall Horan. Aku hanya menceritakan kalau aku punya seorang kakak yang baik sekali dan sayang padaku. Dan kau tau kak Harry? Pelayan itu sangat cantik! Dia mempunyai rambut kecoklatan yang lurus dan tebal. Matanya coklat dan badannya indah! Dia seharusnya jadi seorang model, aku bersumpah. Aku ingin bertemu dengannya lagi. Dia mirip seperti kak Eleanor bahkan lebih cantik.” Nora sangat bersemangat.
“wow, Niall.” Harry menatap Niall yang sedang fokus pada BB nya.
“Niall! Adikmu sedang bercerita” Harry menendang kaki Niall.
“ya Harry aku tahu. Dan siapa namanya? Kau tidak menjajikan hal yang tidak tidak kan Nora?”
“tentu saja! Aku berjanji padanya untuk mempertemukanmu dengan pelayan cantik itu! Kakak harus bertemu dengannya! Dia sangat cantik aku bersumpah!” Nora menggegam tangan Niall.
Niall hanya memandang Nora dengan tatapan flat.
“dasar kau badung. Harry ini semua gara-gara kau.” Niall menjambak rambut Harry. Bercanda.
“kenapa aku? Apa salahku?” Harry berteriak manja.
“adikku badung gara-gara kau selalu bersamanyaaa haha. Apa yang kau ajarkan pada adikku hah? Nora katakan padaku kau tidak menjanjikan hal itu.” Niall berlutut di depan Nora yang tingginya hanya sekitar pinggang Niall. Nora menghisap jari telunjuknya, menandakan kalau Nora memang menjanjikan hal itu pada si pelayan.

“kapan?”
“aku tidak bilang kapan. Aku hanya bilang aku berjanji kalian akan bertemu.”
“bagaimana ini Harry?” Harry mengangkat bahu.
“apa salahnya. Nora juga bilang dia cantik. Temui saja. Anggap saja dia fansmu.” Hazza meninggalkan kamar Niall.
“selamat beristirahat kalian.” Harry menutup pintu dan Niall menguncinya.
“kau yakin dia tidak mengenalku?”
“aku yakin dia mengenalmu tapi aku juga yakin dia tidak tahu kalau dia akan bertemu denganm.”
“bagaimana kau tahu dia orang baik?”
“matanya. Aku suka tatapannya. Kakak bilang mata seseorang tak pernah bohong.” Niall terlihat seperti berfikir.
“baiklah janji adalah janji. Kita akan bertemu dengannya besok. Lebih cepat ini berakhir maka lebih baik.”
“Ku rasa ini tidak berakhir dengan cepat haha” Nora membenamkan wajahnya di bawah bantal.
“apa maksudmu, gendut?”
“kau akan menyukainya.” Dia menggigit kembali telunjuknya.
“kau yakin? Haha tidur tidur! Cepat masuk ke dalam selimutmu atau monster akan menempatinyaa raaawwwrrr.” Nora segera membenamkan tubuhnya dalam selimut dan tertidur. Niall tersenyum. Menjatuhkan badannya di ranjang sebelah Nora.
“Nora, kau nakal…” Niall memejamkan matanya.

***

BB Niall berdering. Liam.
“hallo?” suara Niall masih serak karena baru bangun.
“jangan biarkan Harry menghabiskan jatah makanmu. Ke kamarku sekarang. Paul baru saja membelikan kita makanan dari nandos haha.”
“aaaaaah” Niall mendudukkan badannya dan melihat Nora masih terlelap.
“maafkan aku Nora jika kau terganggu.” Niall menggendong Nora dan membawanya ke kamar Liam.
“Morning sexy beast! Oh dia masih tidur.” Louis menghampiri Niall dan menggendong Nora untuk di letakkan di tempat tidur Liam.
“hati-hati Louis. Jangan membangunkannya.” Ujar Liam.
“Guys. Aku harus pergi bersama Nora siang ini ke toko roti kemarin.” Niall memasukkan makanan ke mulutnya.
“untuk apa?” tanya Liam.
“hhhhh ceritanya panjang.” Niall pun menceritakan semuanya pada the boys.
“kau mau aku menemanimu? Aku ikut penasaran dengan wanita ini. Mungkin saja Nora benar kalau wanita ini sangat cantik. Kau bisa mengajaknya kencan, Niall. hahaha” ujar Harry.
“Aku juga berfikiran seperti itu.” sambung Zayn dan diikuti tawa Liam dan Louis.
“that sounds good haha. Sorry guys for Nora.”
“it’s okay. Kita harus membawa wanita itu ke suatu tempat haha. Aku ingin tempat yang lebih nyaman. Pantai misalnya?” usul Louis.
“wow, ide yang bagus. Dia pasti akan sangat senang.” Zayn tersenyum.

***

Nora turun bersama Paul dari mobil dan berlari masuk ke dalam toko roti tempatnya kemarin. The boys menunggu di dalam mobil.
“paul, itu dia!” Nora berlari menghampiri Icha.
“kak!” Nora mengejutkan Icha yang sedang mengepel lantai.
“Nora?” Icha sedikit terkejut tetapi dia senang melihat Nora lagi.
“aku sudah berjanji bukan bahwa kau harus menemui kakakku? Dia punya waktu luang siang ini. Pergilah makan siang bersama kami di pantai.”
“tapi.. kakakmu..”
“ayolah kak….Icha. Mobilnya sudah di depan. Kau tinggal mengganti bajumu dan kita langsung berangkat.” Nora mengeja bet nama di baju Icha dan menarik tangannya.
Icha melihat ke mobil yang di parkir di depan toko rotinya. Hati kecilnya menjerit kegirangan apalagi setelah melihat Paul berdiri di belakang nora. Terdengar orang-orang berbisik dan sepertinya mulai menyadari keberadaan the boys. Icha langsung pamit pulang dan mengganti bajunya. Skinny jeans dan kaos putih polos.
“Nona, pakailah ini.” Paul menyodorkan kacamata hitam pada icha. Agar terhindar dari paparazzi mungkin. Dengan senyum manis, Icha mengambil kacamata tersebut dan memakainya. Keluar dari pintu belakang. rambut coklat panjangnya yang tergerai tertiup angin. Seperti model. Mereka bertiga berjalan menuju mobil.

The Boys Pov.
“SHIT! THAT….. THAT GIRL? SHE’S A WEITRES?” harry menunjuk kearah Icha yang sedang membenarkan rambutnya yang terkena angin.
“Look niall. She’s beautiful.” Zayn mengangkat wajah Niall yang sedari tadi hanya melihat layar BB nya. Niall speechless.
“Nora you’re genius.” Liam tersenyum sambil menutup mulut Louis yang melongo.
“They’re coming! Keep cool! And say hi!”

Paul membukakan pintu untuk Nora dan Icha. Louis, Zayn dan Harry di kursi belakang. Liam di depan memangku Nora. Dan Niall dan Icha di kursi tengah.
“HI!” ucap the boys serempak ketika icha mendudukan dirinya di sebelah Niall. Icha tau dirinya sedari tadi bergetar dan ini merupakan puncaknya. IMPOSSIBLE. INI TIDAK MUNGKIN TERJADI! Batinnya.
“What’s your name?” tanya zayn.
“oh God. Katakan padaku ini mimpi.” Icha mendapatkan penglihatannya kabur karena airmata yang tergenang.
“oh please don’t cry. Anggap kita temanmu. Kita juga remaja biasa sama sepertimu.” Niall mengangkat tangannya di depan dadanya.
“Kak Icha jangan menangis.” Nora melihat kebelakang.
“I just can’t believe this. What is air? This is Niall Horan? Zayn? Liam Louis harry?”
“iya kak. Kak Niall adalah kakakku.” Nora dengan bangga memperkenalkan kakaknya.
“thanks kau menolong adikku untuk tetap tenang kemarin. What’s your name by the way?”
“Gosh I’m icha. Hello guys I’m icha. Um, can you tell me how to breath?”
“lol just breath. Take a deep breath and let it blow. Santai aja cha. Kita teman, okay.” Icha pun lama-kelamaan terbiasa dengan keadaan itu. Sudah bisa tenang dan bercanda dengan mereka. Niall jarang bicara. Dia hanya memperhatikan gerak-gerik Icha.

*sampai di pantai*
“whoaaah anginnya kenceng banget” Icha memegangi rambutnya.
“udah gausah dipegangin begitu. Cantikan kalo dilepas aja.” Ujar Niall tanpa basa basi dan langsung berjalan sendirian kearah pantai. Icha hanya membiarkan dadanya bergemuruh seperti ombak di ujung sana. NIALL HORAN IS HER FAVOURITE.
Terlihat Nora mengejar dan memanggil kakaknya di depan sana. Niall melihat kebelakang dan langsung menggandeng adiknya.
“have fun, cha.” Liam menepuk pundak Icha yang daritadi hanya berdiri.
“ayo, cha. Kenapa bengong?” Zayn menarik tangan Icha agar berjalan. Semua orang di pantai mulai ribut. Ada yang foto bareng, minta tanda tangan, semuanya. Tetapi tentu saja di pantai itu ada orang dari kru One Direction yang menajaga.
Liam dan Louis berselancar. Harry dan Zayn makan di pondok di pantai itu. Niall dan Nora sedang menggambar-gambar di pasir. Sambil makan tentu saja.
Icha duduk bersama Paul di pondok yang sama dengan zayn dan Harry.
“bagaimana perasaanmu? Kau adalah wanita paling beruntung.” Paul angkat bicara.
“ya aku tau itu. Aku hanya seorang pelayan di toko roti. Dan aku sangat bangga dengan pekerjaan itu. Paul apakah aku bermimpi? Jika ya, aku tak ingin bangun lagi.”
“nope. Bukalah matamu. Ini nyata. Lihat niall datang kearah sini. Sebaiknya aku pergi haha. Enjoy your time, cha. Never lose hope. Mereka Cuma remaja biasa sama sepertimu.” Paul mengedipkan matanya penuh arti. Icha hampir bisa mendengar bunyi jantungnya ketika sinar matahari menyinari wajah Niall dengan sunglasses bertengger dihidungnya. Niall berjalan kearahnya! Hold your breath.
“So, we haven’t talked a lot yet.” Niall duduk disamping icha.
“yeah haha.”
“kamu tinggal dimana?”
“Aku tinggal tak jauh dari toko roti itu. Aku tinggal di apartment kecil. Orang tuaku di Nottingham. We’re separated.” Tanpa ragu Icha menceritakannya.
“kenapa kau pergi begitu jauh?”
“aku dapat beasiswa di unniversitas di Aussie. Jadi aku tinggal disini. Aku bekerja di toko roti itu untuk tambahan uang jajanku haha. Dan kuliahku sedang libur jadi aku punya banyak waktu luang untuk bermain dan kerja. You know, part time.”
“wow. Jadi orang tuamu kerja? Kau punya saudara?”
“yap. Ayahku bekerja di perusahaan perminyakan. Ibuku sering mengunjungiku disini. Aku tidak memiliki saudara. Adikku meninggal. Kalau saja dia masih hidup, dia pasti seumuran dengan Nora.”
“I’m sorry to hear that. Nora juga sebenarnya…”
“apa?”
“apakah kau directioner?”
“yes I am. Kenapa Niall?”
“kau pernah cari informasi di google tentang keluargaku?”
“yeah. Your parents separated. Dan yang aku heran, mereka tidak sedikitpun menyebutkan kalau kau punya adik.”
“exactly. Nora, sebenarnya anak ibuku dari ayah yang berbeda. Kau tau kan berita miris itu? Aku lalu membawa Nora ke Mullingar bersama ayah dan kakakku Greg. Tapi aku bersumpah aku sangat menyayangi Nora.”
“ya Niall. Aku bisa melihatnya.”
“hmm.. apakah kau sendirian di Aussie?”
“yeah, tapi aku punya beberapa teman dan…”
“haha I know.”
“what?”
“boyfriend  huh?”
“jeeeez, no. I don’t have any.”
“you’re beautiful. Kenapa tidak punya?”
“aku hanya ingin menunggu seseorang yang tepat. Seperti, yah peduli padaku, sayang, dan… hey kenapa aku curhat? Haha”
“no no. let me hear you.” Tiba-tiba pipi Icha memerah.
“wow you’re blushing? Hahaha.” Nial tertawa. Itu adalah suatu bagi icha. Mendengar Niall tertawa seperti menyejukan hati.
“so Niall, you’re leaving tonight huh?”
“yea buddie. You know that.”
“aku tak ingin ini semua berakhir begitu cepat. Tapi tak ada yang bisa hentikan waktu. Bersama Nora, kau dan the boys adalah hal paling asik selama aku hidup.”
“santailah, cha. Kita bisa bertemu lagi kapan-kapan. Kau tahu? Kurasa Nora jatuh cinta padamu. Dia selalu berbicara tentangmu seperti kau adalah seorang idola baginya. Dan dia bilang dia ingin punya rambut sepertimu. Dan mata birunya ingin diubah jadi coklat just like yours haha.”
“oh Nora cantik sekali. Kurasa mata dan bagian bibirnya mirip denganmu.”
“haha ya. Aku menyadarinya. Bagaimanapun dia adikku.” Niall membuka twitter bb nya. Icha hanya diam memandang pasir.
“Holly God!!”
“Kenapa niall? Ada apa?”
“kurasa paparazzi menangkap gambarmu. Lihatlah foto ini. Dan kalimatnya. Terkadang aku lelah. Mereka terlalu berlebihan. Kau mau melihatnya? Aku percaya padamu. Aku ingin membeli minuman sebentar. Wait a minute.”
Apapun bisa dilakukan oleh icha saat ini. Dia bisa saja mem-follow dirinya atau tweet sesuatu menggunakan akun @NiallOfficial. Tetapi kalimat ‘Aku percaya Padamu’ yang di lontarkan Niall tadi, membuat icha hanya diam memperhatikan mention yang datang. ‘Niall Horan dating a beautiful girl on Beach pic.twitterncsochs46’ Icha tidak bisa percaya ini. Sebentar saja dirinya terkenal. Ada kalimat yang tidak menyukai ini, dan ada juga yang setuju melihat Niall dengan Icha.
‘@NiallOfficial SHE’S BEAUTIFUL! WHO IS SHE? SHE’S BEAUTIFUL WHAT’S HER TWITTER?’
‘look at this pic. The boys and @NiallOfficial with stranger on the beach. She’s not an artist. Who the hell is she?’
‘holly shit! Go away from my @NiallOfficial btch.’
‘I GOT IT! HER TWITTER USERNAME IS @iShipNicha! She’s a fucking lucky directioner! But what is going on with this @NiallOfficial?’
Dan banyak lagi. Niall pun kembali.
“kau terlihat tegang?”
“maaf aku membaca beberapa mentionmu. Mereka sepertinya tidak suka denganku.”
“they’re just jealous. Keep calm.”
“what should I do?”
“don’t think about it too much. Just enjoy the time with us. With me.” Niall tersenyum dan menggandeng tangan Icha menuju tempat the boys yang lainnya.
“Niall, kau menggandeng tanganku.”
“oh maaf.” Niall melepaskannya. Ah Niall, jangan lepaskan. Maksduku kalau ada yang mengambil gambar itu lagi bagaimana?

“wowwooooo jadi Niall pdkt ya? Hahaha” goda Louis.
“oh my son grown up.” Liam memeluk Niall.
“eh apa-apaan kalian. Aku hanya berbincang.”
“kau pikir aku tak melihatmu? Kau begitu banyak tertawa bersama Icha. Aku bahkan mempublish nya hahaha”
“Jadi itu kau Harry?” tanya Niall.
“nah. Aku baru saja semenit yang lalu mempublish fotomu. Just to make them sure. Aku melihat keributan itu di twitter dan trending topicnya. Jadi aku bilang pada semuanya bahwa kalian hanya teman tapi sedang berusaha menjalin hubungan hahahaha sorry Niall. But I think you do enjoy your every second with her. We know you, Nialler. And that sight.” Semua memandang niall dan Icha. Entah apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan icha saat ini tak ada yang tahu. Dead inside, maybe haha.
Niall hanya tertawa girang menanggapi serentetan kalimat maut Harry barusan. Seperti meng-iya-kan perkataan lelaki keriting itu.
“so, jangan khawatir cha soal death treat mereka. Karena kami semua telah sepakat untuk mengajakmu sebagai model video klip kita selanjutnya.” Tukas Zayn dan diikuti tepuk tangan heboh Louis.
Niall memandang Icha yang kaget bukan main. dan tersenyum lembut padanya.
“thanks Nora. Adik badungku.” Ucap Niall dalam hati dan langsung menggendong Nora yang sedari tadi memandang Icha kagum.